Lihat ke Halaman Asli

Sawit Semakin Menjauhkan Aceh dari Ganja

Diperbarui: 18 Juni 2015   04:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14069508952067411773

[caption id="attachment_336075" align="aligncenter" width="465" caption="Ilustrasi Ladang Ganja | Sumber : Republika.co.id"][/caption]

Siapa yang tidak kenal dengan tanaman Ganja ? Di Indonesia, ganja sering di identikan dengan daerah Aceh. Ya, semua kita tahu bahwa ganja Aceh begitu dikenal di negeri ini. Konon kata beberapa sumber, ganja Aceh memiliki 'rasa' yang berbeda dengan ganja-ganja dari daerah lain. Maka, tidak heran jika dahulu kita sering menyaksikan banyaknya pengedar dan penjual ganja yang tertangkap yang mengaku memperoleh ganja dari daerah Aceh. Bahkan tidak sedikit ditemukan kebun ganja di belantara hutan Aceh yang luasnya mencapai puluhan hektar.

Tetapi tahukah Anda, lambat laun masyarakat Aceh sekarang mulai jarang mendengarkan 'obrolan' tentang ganja di daerah mereka. Ganja kini semakin tidak menarik bagi mereka untuk dijadikan tumpuan usaha, banyak penanam ganja yang sekarang merasa bahwa ganja bukanlah surga yang dulu pernah mereka elu-elukan. Ganja tidak pernah membuat mereka kaya raya, bahkan sebaliknya ganja justru membuat mereka semakin tidak tenang dan kurang lengkap menikmati hidup.

Banyak desa - desa di Aceh yang dulu penduduknya mayoritas berprofesi sebagai penanam ganja, sekarang telah merubah cara dan pola berusaha mereka ke usaha pertanian dan perkebunan yang lebih menjanjikan. Salah satu usaha perkebunan yang mampu mencuri hati para petani dan meninggalkan usaha tanam ganja adalah usaha perkebunan Sawit.

Sawit telah merubah cara dan pola fikir eks petani ganja Aceh dengan memberikan bukti keberhasilan yang lebih menjanjikan dan tentunya selalu aman tanpa harus menanamnya secara sembunyi-sembunyi. Usaha perkebunan sawit di Aceh semakin menjadi primadona  ketika beberapa pemerintah Kabupatennya memberikan dukungan penuh kepada para petani dengan bentuk pembagian tanah 2 hektar per kepala keluarga ditambah bibit sawit gratis, pupuk dan biaya perawatan.

Kebijakan yang luar biasa tentunya dari Pemerintah Kabupaten di Aceh tersebut harus kita apresiasi karena kebijakan itu telah mampu menyulap hutan-hutan eks lahan ganja menjadi lokasi perkebunan sawit milik rakyat. Bahkan kini Sawit telah meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat Aceh dan yang terpenting  tentunya sawit perlahan kian menjauhkan para petani Aceh dari tanaman 'haram' ganja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline