Lihat ke Halaman Asli

Cermin dan Bayangan

Diperbarui: 13 Agustus 2024   14:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah kota yang hiruk-pikuk, terdapat sebuah toko antik yang menyimpan berbagai benda dari masa lalu. Toko ini dimiliki oleh seorang pria tua bernama Pak Yusuf, yang dikenal karena pengetahuannya yang mendalam tentang setiap barang di tokonya. Namun, ada satu benda di tokonya yang selalu menarik perhatian pengunjung, yaitu sebuah cermin besar dengan bingkai ukiran yang rumit.

Cermin itu terlihat sangat tua dan memiliki kekuatan misterius. Meskipun terlihat seperti cermin biasa, banyak orang yang merasa seperti cermin tersebut bisa "melihat" jauh ke dalam jiwa mereka. Pak Yusuf sering kali mendengar cerita tentang bagaimana cermin itu bisa menunjukkan bukan hanya refleksi fisik, tetapi juga emosi dan kenangan yang mendalam.

Suatu hari, seorang wanita muda bernama Nadia memasuki toko antik itu. Nadia baru saja mengalami kehilangan yang mendalam—ia kehilangan ibunya beberapa bulan lalu dan merasa sangat kesepian. Meskipun ia mencoba berbagai cara untuk mengatasi rasa kehilangan tersebut, tidak ada yang berhasil membuatnya merasa lebih baik.

Saat melihat cermin itu, Nadia merasa dorongan yang kuat untuk melihatnya lebih dekat. Pak Yusuf, yang memperhatikan reaksinya, berkata dengan lembut, “Cermin ini sering kali menunjukkan lebih dari apa yang terlihat. Kadang-kadang, ia dapat membantu kita menemukan apa yang telah hilang.”

Nadia merasa penasaran dan memutuskan untuk melihat ke dalam cermin. Dengan hati yang penuh keraguan, ia berdiri di depan cermin dan memandang ke dalamnya. Namun, alih-alih melihat bayangannya sendiri, ia melihat sosok samar—ibunya. Sosok itu tampak seperti bayangan yang berwajah lembut dan penuh kasih.

Ibunya mulai berbicara, “Nadia, aku tahu kau merasa kesepian dan kehilangan. Tapi ingatlah, cintaku selalu bersamamu. Aku tidak pernah benar-benar pergi. Aku ada dalam setiap kenangan dan setiap momen yang kita lalui bersama.”

Air mata mulai mengalir di pipi Nadia saat ia mendengar suara ibunya. Dia merasa seolah-olah ibunya ada di sana, berbicara langsung kepadanya, memberikan kekuatan dan kenyamanan yang sangat dibutuhkannya. Melalui cermin itu, Nadia merasakan kehadiran ibunya dan merasa lebih tenang.

Setelah beberapa waktu, Nadia merasa siap untuk meninggalkan toko dengan perasaan yang lebih ringan. Dia berterima kasih kepada Pak Yusuf dan pergi, merasa lebih dekat dengan ibunya meskipun fisiknya tidak ada di sampingnya. Cermin itu telah membantunya menemukan sesuatu yang sangat penting—rasa kedekatan dan kehadiran dari seseorang yang dicintai, meskipun mereka sudah tiada.

Pak Yusuf, melihat Nadia pergi dengan senyuman penuh rasa syukur, merasa bahagia karena cermin itu telah memenuhi tujuannya. Terkadang, benda-benda tua dan misterius menyimpan kekuatan untuk membantu kita menghadapi rasa kehilangan dan menemukan kembali cinta dan kenangan yang berharga.

Hari-hari berlalu, dan toko antik Pak Yusuf terus ramai dengan pengunjung yang mencari benda-benda lama dan cerita yang tersembunyi di baliknya. Dan meskipun cermin itu tetap berdiri di tempatnya, setiap kali seseorang melihat ke dalamnya, cermin itu tetap menyimpan kemampuannya untuk membantu orang-orang menemukan bagian dari diri mereka yang hilang dan memberikan kehangatan yang mereka butuhkan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline