Lihat ke Halaman Asli

Ana Risma Nanda

Salam kenal!

Upaya Mengurangi Sampah di Desa Banyukuning dengan Menerapkan Konsep 3R

Diperbarui: 29 Juli 2021   20:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Ditulis oleh: Tim KKN Alternatif II A Universitas Negeri Semarang (Desa Banyukuning, Kec. Bandungan, Kab. Semarang)

Ig: @banyukuningku.semarak

Persoalan sampah tak henti-hentinya dibahas, karena persoalan ini sangat erat berpengaruh di bidang lingkungan, pola hidup dan budaya di masyarakat itu sendiri.

Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang adalah salah satu desa yang penduduknya berjumlah paling banyak di Bandungan di mana terdiri dari 12 Dusun. 

Desa Banyukuning ini juga mengalami pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang cukup memicu meningkatnya kegiatan jasa, industri, dan bisnis karena letak Desa Banyukuning yang dekat dengan pusat Pariwisata di Bandungan ini. 

Dengan adanya berbagai macam kegiatan jasa, industri, dan bisnis tersebut Desa Banyukuning mengalami dampak permasalahan terkait pengelolaan sampah. Selain sampah yang muncul sebagai dampak dari adanya kegiatan jasa, industri, dan bisnis, kegiatan rumah tangga di Desa Banyukuning juga menjadi salah satu pemicu meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan. 

Salah satu contoh sampah yang dihasilkan dari adanya kegiatan rumah tangga di Desa Banyukuning adalah jenis sampah yang sulit untuk terurai yaitu popok bayi. 

Berdasarkan survei yang telah dilakukan di setiap dusun di Desa Banyukuning, sampah popok bayi menjadi jenis sampah terbanyak yang dihasilkan dari adanya kegiatan rumah tangga di Desa Banyukuning. Selain sampah popok bayi, sampah bekas kemasan makanan juga menjadi penyumbang terbesar menumpuknya sampah di Desa Banyukuning. 

Jenis sampah bekas kemasan makanan yang dimaksud berupa plastik dan kertas. Masih tingginya penggunaan plastik di Desa Banyukuning menghasilkan sampah plastik yang terbilang cukup tinggi juga. 

Rendahnya kesadaran masyarakat dalam menangani tumpukan sampah bekas kemasan makanan di Desa Banyukuning juga kian mempersulit upaya untuk mengurangi keberadaan sampah yang ada. 

Oleh sebab itu, Tim KKN Alternatif II A Universitas Negeri Semarang mencoba menerapkan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) untuk menangani sampah khususnya jenis sampah plastik yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga di Desa Banyukuning sebagai upaya untuk merealisasikan prinsip konservasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline