Lihat ke Halaman Asli

Anargya Atha

Mahasiswa

Bagaimana Covid-19 Memengaruhi Pengunaan Sosial Media

Diperbarui: 27 September 2024   17:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pada tahun 2019, ada sebuah virus yang tersebar di sebuah pasar daging mentah  di Wuhan, Cina. berjalannyaya waktu, virus itu menyebar ke manusia sehingga Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan semua negara harus melakukan karantina, menurut WHO, virus itu adalah COVID-19. Pembatasan sosial dan ketergantungan teknologi yang dialami oleh mayoritas penduduk Indonesia membuat sebuah kebiasaan, kebiasaan untuk mencari informasi dan berinteraksi melalui sosial media sudah menjadi hal yang lumrah di masa sekarang.

Keberadaan teknologi dan masa COVID-19 menjadi pemicu perubahan perilaku di zaman sekarang, di masa pra COVID-19, anak muda biasanya berteman dengan berinteraksi secara langsung, serta mereka biasanya menggunakan sosial media sebuah arsip mengenai kenangan mereka. Setelah COVID-19 melanda, sosial media menjadi salah satu cara berkomunikasi yang sering digunakan, pembatasan sosial membuat para pemuda lebih tergantung dengan sosial media menjadi sarana hiburan dan pertemanan.

Media sosial bukan lagi sesuatu yang dipandang sebelah mata, melainkan menjadi suatu tren, dengan berbagai sosial media seperti Instagram, Twitter, dan Tiktok, setiap aplikasi sosial media mempunyai penggunaanya masing-masing.  Instagram yang digunakan untuk mengunggah foto Tiktok untuk mengunggah Video pendek dan Twitter yang digunakan untuk mengunggah cuitan seperti keresahan atau curhat dari pengguna, dengan kondisi yang terisolasi dari dunia luar dan sumber informasi yang berasal dari media, perubahan pengunaan sosial media menjadi ciri khas masa COVID-19.

Menurut Orelo.com, ada kenaikan 23,45% dari jumlah pengguna pada tahun 2019 dan 2020, kenaikan jumlah pengguna yang disebabkan oleh aturan karantina mementingkan sosial media daripada sebelumnya, seperti berita yang tersebar di sosial media, pertemanan yang berada di grup online dan media hiburan seperti musik, film, game, dan lain-lainya. Konten yang beragam dan mudah diakses menjadi faktor mengapa sosial media sering digunakan hingga saat ini, pengguna sosial media mempunyai kebebasan untuk mempublikasi konten apapun yang mereka mau walaupun ada beberapa aturan, namun dengan aturan yang tidak terlalu membatasi kreatifitias pengguna, ada berbagai dampak positif yang ada dari sosial media.

Dimulai dari dampak positif yang pertama, osial media tidak memungut biaya dari para pengguna untuk menunggah konten, pengguna mempunyai hak untuk mengunggah konten yang mereka mau tanpa membayar ke pihak sosial media, jika ada seorang seniman yang ingin mengunggah seninya ke sosial media. Mereka memotret karya seni yang mereka buat untuk berbagai alasan, baikpun itu dijual atau dipamerkan di akun mereka. Tidak hanya itu, sosial media bisa menjadi sumber inspirasi, berbagai pengguna yang berperan sebagai pembuat konten memudahkan orang untuk mencari inspirasi.

Salah satu contoh yang sering terjadi adalah ada seorang mahasiswa komunikasi yang ingin mencari tempat yang bagus untuk mencari subjek untuk tugas fotografi. Ada pengguna sosial media yang menunjukkan tempat wisata alam yang mempunyai berbagai ciri khas yang menarik untuk dijadikan sebagai objek. Sosial media adalah media yang mudah untuk digunakan, ketika ada pemuda yang ingin mengontak temanya karena dia ingin mengobrol denganya.

Kebaradaan sosial media memudahkan proses berkomunikasi itu, yaitu, dia bisa menghubungi nya dengan fitur Direct Message yang mengirim pesan langsung ke akun temanya, dan temannya juga bisa menjawab kapan saja sehingga dia tidak diharuskan untuk menjawab langsung. Sosial media mempunyai berbagai kelebihan yang membuat kita jadi lebih inspiratif, hemat dan komunikatif, namun ada berbagai dampak negatif yang diadakan dari sosial media seperti radiasi layar yang membuat penglihatan mata kita menjadi lebih buruk sehingga kita harus membeli kacamata atau soft lens untuk penglihatan yang lebih baik.

Pengunaan sosial media yang berlebihan juga membuat kita lebih tidak terhubung dengan dunia nyata, mempunyai pikiran bahwa dunia itu seperti sosial media dan kita tidak mengetahui apa yang benar-benar terjadi di dunia nyata, tidak hanya itu, sosial media mempunyai dampak terhadap pikiran kita, berbagai konten penghargaan dan prestasi terkadang bisa membuat kita lebih tidak percaya diri sehingga kita ragu dengan kapabilitas kita.

Sosial media, terutama di masa COVID-19, telah menjadi sebuah pedang berbelah dua. Di satu sisi, kita bisa menggunakan sosial media untuk kebaikan seperti membuat konten edukatif yang meningkatkan kepintaran masyarakat, contoh nyatanya adalah ada perusahaan bimbingan belajar dari Indonesia, Ruang Guru yang menunggah video belajar dimana tenaga pengajar Ruang Guru menjelaskan materi yang tertentu ketika para pelajar tidak bisa pergi ke sekolah. COVID-19 memperkuat sosial media sebagai media teraman untuk dipakai pada masa karantina dikarenakan jangkuanya yang hampir tak terbatas. Namun, jangkuan sosial media justru menjadi bumerang karena setiap pengguna mempunyai hak untuk mengunggah konten yang mereka ingin.

Ada berbagai isu dari kebebasan pengunggahan konten, dimulai dari setiap pengguna bisa mengunggah konten dengan isi yang palsu, walaupun ada moderator yang memantau pantasnya konten pengguna untuk diunggah, terkadang ada berbagai cara untuk melewati sensor sosial media, seperti mesensor kata dengan bintang atau menggunakan elemen visual yang mengalih perhatian. Tidak hanya itu, setiap pengguna bisa melakukan apa saja di ranah digital, karena itu, perundungan tidak harus dilakukan secara offline, perundungan online dalam bentuk penghujatan melalui komentar atau membuat meme yang membuat korban perundungan terlihat lucu sehingga reputasi korban memburuk.  

Kesimpulanya adalah, sosial media adalah sebuah alat yang bisa digunakan untuk kebaikan atau keburukan. COVID-19 membuat kita sadar bahwa sosial media bisa menjadi sarana media yang baik namun jika kita tidak bisa mengendalikan diri untuk menggunakan media tersebut, ada berbagai dampak yang buruk sehingga hidup kita hancur, maka dari itu, kita harus bisa menggunakan sosial media sesuai dengan kebutuhan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline