Lihat ke Halaman Asli

Fuguh Hardianto

Anarchy Thru Egalitarianism

Siang Anarki, Malam Puitis

Diperbarui: 7 Oktober 2019   15:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Begitulah dinamika hidup yang terjadi. Menggambarkan seseorang manusia, Mengibaratkan antara Siang dan Malam layaknya antara Pemuda dan Orang Tua.

Pemuda atau biasa disebut Anak Muda memiliki semangat tinggi untuk hidup, jiwa yang berkobar-kobar dan juga energi yang meledak. bahkan dalam kutipan Bung Karno pernah bilang "Beri aku 10 Pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia." begitulah dahsyatnya kekuatan yang dimiliki oleh para pemuda yang mampu menggetarkan siapa saja jika bersatu.

Pemuda ibarat Siang yang panas, emosi bergejolak dan hidup!

Anak Muda identik dengan perlawanan dan kesetiaan. Mereka akan memperjuangkan apa yang memang mereka perjuangkan seperti keadilan. Ideologi dasar Bangsa Indonesia adalaha Pancasila dan yang menarik adalah Sila ke-5 yang berbunyi "Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia." 

rasanya cukup menggelikan di telinga ketika mendengar Sila ke-5 dari Pancasila tersebut. Mereka dipaksa menghafalkan, bukan mengamalkan. hingga Pancasila pun menjadi Berhala Istana.

Sepertinya Pemerintah (Government) hanya tutup telinga dengan keadaan sekarang. Mereka hanya menghamba pada kekuasaan dan juga uang. Berlomba-lomba mengambil hati rakyat yang suci dan mengobral janji-janji manis. Apalagi DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) yang tidak sedikitpun mewakili suara rakyat.

"Suara Rakyat adalah Suara Tuhan"

Ketika satu orang Manusia mulai menjerit kepada Pemerintah, suaranya pun hanya samar-samar hingga tak terdengar. Suara mereka kalah dengan Suara lantang tertawa seorang Penguasa. Namun ketika suara itu bertemu diantara manusia lain yang menjerit karena ketidak adilan maka suara itu adalah sirine tanda bahaya bagi Penguasa yang mengalahkan suara tertawanya mereka.

Jika Siang itu di ibaratkan Pemuda yang berapi-api, maka Malam adalah Orang Tua.

Orang Tua adalah Pemuda yang dimakan oleh umur. Kobaran semangatnya tak sebesar waktu muda dan juga pun mereka lebih bijaksana. Jika Pemuda melawan Penguasa dengan Semangat membaranya, Orang tua melawan dengan pemikirannya. Mereka mulai berkompromi dengan waktu dan umur. Sudah saatnya tonggak estafet pun digantikan para pemuda dan yang perlu di ingat "Muda adalah Sejarah, dan Tua itu pasti"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline