Lihat ke Halaman Asli

Jangan Bersedih Kevin

Diperbarui: 20 Juni 2015   02:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Rasanya baru tahun lalu mengikuti perkembangan pemain yang satu ini secara intens di Kejuaraan Dunia Bulutangkis Junior. Belum pernah melihat gaya permainannya, tetapi banyak yang menyebut anak ini spesial sampai-sampai media luar pun memujinya. Namun, bukan suatu hal yang mudah dilupakan ketika pemain ini kalah di nomor ganda putra dan kemudian di ganda campuran pun sempat tertinggal jauh walaupun secara ajaib, serve Masita membalikkan keadaan. Tetapi, lagi-lagi, final pun masih belum berpihak padanya.

Sejujurnya saat itu saya sempat membentangkan sajadah dan meminta kepada Tuhan agar pemain ini diberikan kemenangan. Semifinal dilalui, namun 1 final yang didapat dan bukan emas yang digenggam. Tidak terasa air mata saya menetes, membayangkan bagaimana perjuangan pemain ini di 2 nomor, mengejar poin demi poin ketika ia tertinggal walaupun saya hanya memantau dari livescore. Ya, saya sangat sedih…tetapi saya yakin pemain ini jauh lebih sedih. Entah berapa lama kenangan itu masih akan membekas di pikirannya.

Seorang pemain yang masih berusia 19 tahun, Kevin Sanjaya Sukamuljo, The Flying Kevin… pemain bulutangkis dengan jumping smash yang luar biasa dan bola-bola yang sangat aneh.

Akhirnya, tahun pun berganti, 2014, ia bukan lagi pemain junior. Setapak demi setapak, ia menaiki tangga menjadi atlet bulutangkis dunia. Sebuah dunia baru dengan banyaknya pemain-pemain top dunia, pemain-pemain yang tidak hanya mengandalkan smash, tetapi juga kecepatan, placing, dan kecerdasan dalam bermain. Pemain-pemain yang memiliki visi serang, kemampuan bertahan, dan mental yang sangat baik. Pemain-pemain yang saling mengalahkan satu sama lain untuk merajai tangga bulutangkis dunia. Ibarat membuka sebuah jendela baru, terhampar di luar sana nama-nama besar seperti M. Ahsan, Hendra Setiawan, Lee Yong Dae, Tan Boon Heong, Koo Kien Keat, Cai Yun, Fu Haifeng, dll – teramat jauh lebih kuat dripada yang pernah ia hadapi di level junior.

Memulai debut di Vietnam dan New Zealand, 2 gelar sudah didapat. Anak ini memang berbakat! Dan baru beberapa hari kemarin menjadi turnamen Super Series Premier pertamanya, turnamen dengan kategori level tertinggi di bawah Olimpiade dan Kejuaraan Dunia dimana pemain-pemain hebat dunia akan saling bertemu dan unjuk kekuatan.

Dengan Selvanus, ia harus memulai dari babak kualifikasi, pun demikian dengan Greysia bahkan tanpa rank sebelumnya. 4 permainan dalam 1 hari kualifikasi dengan total 11 set dan dengan hasil 4 kemenangan. Luar biasa! Pintu babak utama kemudian terbuka.

Tanpa ranking, tetapi pemimpin Fantastic 4 berhasil ditumbangkan…suatu hal yang bahkan hanya 1 wakil Indonesia lainnya yang bisa melakukannya, salah satu anggota Fantastic 4 pula. Rasanya lutut ini lemas, rasanya ingin menangis, tidak percaya, sekaligus ingin mengucapkan terima kasih. 1 kutub dunia terkuat kandas di tangan perjuanganmu. Pencapaian yang bahkan juga melewati senior-seniormu 2 tingkat.

Di nomor yang lain, masih dengan Selvanus, ranking 50-an dan 30-an berhasil ditumbangkan. Majulah berhadapan dengan ranking yang lebih tinggi, 20 dunia asal kutub bulutangkis terkuat. Lagi-lagi, kalian menang. Lawan berikutnya, dengan ranking dunia yang semakin tinggi, salah satu penghuni top 10 dunia…sayangnya Tuhan masih belum mengizinkan kalian menang..kekalahan dengan skor yang ketat.

Tetapi perjuanganmu sungguh luar biasa. Semangatmu ketika melakukan smash, menjadi leader di usiamu yang masih 19 tahun di lapangan ketika dengan Greysia, dan menjadi bintang lapangan setidaknya 1 hari di Istora telah membuat kami harus mengucapkan kata salut dan angkat topi.

Kevin, sejujurnya kami sangat bangga padamu.

Terima kasih Kevin. Baru kali inisaya melihat permainan ganda dengan bola-bola yang sangat aneh, mengingatkan saya pada zaman Ricky/Rexy dengan permainan bulutangkis indahnya.

Terima kasih Kevin..karena dengan permainanmu kami memiliki banyak harapan masa depan ganda putra dan ganda campuran Indonesia dengan usiamu yang masih belia.

Terima kasih Kevin, karena lagi-lagi kamu telah bisa membuat saya meneteskan air mata untuk menghargai perjuanganmu dan permainanmu yang luar biasa.

Karena itu, menangislah Kevin…menangislah sepuasnya di hadapan Tuhanmu. Tuhan telah menganugerahkan air mata kepada kita, maka teteskanlah air mata itu kepada pemilik-Nya. Menangislah karena Tuhan masih memberikanmu kekalahan sehingga kamu tidak diperkenankan Tuhan untuk menjadi sombong karena di luar sana masih sangat banyak pemain-pemain top yang belum kamu kalahkan. Menangislah karena Tuhan mengizinkanmu mencapai targetmu di istora. Menangislah karena Tuhan masih menyuruhmu untuk terus belajar, terus menambah pengalaman, dan terus berjuang.

Percayalah Kevin...bukan kamu seorang yang berjuang, kami semua selalu ada di belakangmu untuk mendoakanmu dan memberimu semangat.

Jangan bersedih Kevin…Istora dan bulutangkis dunia akan semakin mendewasakanmu. Teruslah berjuang, teruslah ayunkan raketmu, teruslah berkembang… Jangan pernah menyerah Kevin. Dunia masih menunggu keajaiban-keajaibanmu berikutnya.

Teruslah terbang ke puncakmu yang tertinggi, Flying Kevin …

*) Tulisan ini dilatarbelakangi foto di sebuah akun twitter ketika Kevin termenung sendiri paska kekalahannya di nomor ganda putra Indonesia Open SSP 2014. Juga sebuah tweet dari akun badminton bahwa suara Kevin begitu tercekat seakan menahan tangis dalam presconference.

Menangislah Kevin di depan Tuhanmu. Biarkan Ia yang menguatkanmu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline