Lihat ke Halaman Asli

Pewarta Warga: Sebuah Fenomena Baru di Era Sosial Media

Diperbarui: 28 Februari 2018   21:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Disaat jaman sudah berubah begitu cepatnya, hingga mahluk hidup yang tidak bisa beradaptasi pun akan mengalami seleksi alam. Jika pun ingin tetap bertahan, mau tidak mau, suka tidak suka harus mengikuti perubahan yang terjadi. Memang kemajuan teknologi tidak mau berkompromi, mahluk hidup dalam hal ini manusia pada khususnya harus bisa beradaptasi dan bertransformasi sesuai dengan perkembangan jaman.

Di era  90-an, alat komunikasi yang belum secanggih sekarang, jaringan internet yang tersedia juga masih terbatas dan tentunya dengan tarif yang masih sangat tidak terjangkau. Namun saat ini, semua hal itu seakan merupakan kebutuhan sehari hari kita. Yang mana kita sangat mudah untuk mendapatkan dan memilikinya. Tidak bisa dipungkiri, semua hal tersebut pun berimbas kepada pola pikir dan pola hidup manusia pada saat sekarang. Mayoritas manusia di dunia ini sudah mengenal internet, smartphone pun bukan sebuah barang mewah lagi, namun sebuah kebutuhan.

Xby Counterflix

Tahun 2000-an merupakan era dimana kebangkitan sosial media terjadi. Di tahun tahun itu tentu kita sudah mengenal adanya blog, friendster, facebook, twitter, skype, instagram, path, dsb. Fakta tersebut merupakan sebuah fenomena yang tidak bisa kita hindari. Saat ini, hampir seluruh pengguna internet mempunyai minimal sebuah akun di sosial media. Kini setiap orang bisa dengan mudah dan simple mengaksesnya. Dunia maya yang tidak mengenal batas ruang dan waktu menjadikan informasi yang ada diseluruh penjuru dunia pun akan tersebar dengan cepatnya.

Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap kebiasaan kebiasaan orang awam (warga) dalam menjalani kehidupan sehari harinya. Dengan berbekal smartphone yang multitasking, seseorang bisa membuat sebuah warta (berita) tentang apa yang dialami dengan dirinya sendiri maupun lingkungan yang ada disekitarnya. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki akun microblog twitter akan mempuat postingan yang berisi pengalaman dirinya. Maka, sekali menekan tombol post.. seluruh dunia akan mengetahui kegiatan apa yang sedang dilakukannya. Begitu juga dengan seseorang yang mempunyai sebuah akun blog pribadi/ sosial seperti kompasiana ini. Kini orang dengan mudah dan bebas bisa menuliskan pengalaman pribadi, opini, kritikan maupun reportase di blog pribadi/ sosial yang mereka miliki.

Disini seolah olah semua orang bisa menjadi pewarta (pembawa berita), atau dengan istilah kerennya semua oranf bisa melakukan kegiatan “citizen journalism”. Namun semuanya tidak cukup begitu saja, yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apakah semua orang memiliki kompentensi yang sama dalam menyampaikan sebuah berita? Apakah orang tersebut sudah kredibel dalam mewartakan sebuah kejadian yang terjadi?. Perlu kita ketahui bahwa sebelum ini, kegiatan jurnalisme hanya dilakukan oleh para jurnalis,wartawan/pewarta profesional dari media mainstream (re:koran,televisi,radio). Mereka bekerja untuk sebuah perusahaan besar yang memang bergerak dibidangnya untuk mencari berita dan mewartakannya. Tentunya semuanya itu dilakukan dengan penuh tanggung jawab, profesional dan ada kode etik (SOP).

Namun perlu digaris bawahi sekali lagi, saat ini dengan kecanggihan teknologi semua orang pun bisa menjadi pewarta bagi orang lainnya. Kini setiap orang dengan mudah bisa merekam, memotret maupun membuat berita lalu disebarkan melalui dunia maya. Ada beberapa fakta yang menarik memang di dunia ini bahwa terkadang orang awam bisa lebih cepat daripada para pencari berita profesional dalam mewartakan sebuah peristiwa maupun fenomena yang sangat besar yang sedang terjadi. Semua ini dikarenakan sebuah peristiwa maupun fenomena adalah hal yang tidak bisa diduga dan diprediksi sebelumnya. Maka bisa dikatakan bahwa seorang awam yang secara kebetulan berada disebuah kondisi maupun keadaan yang sangat fenomenal dan dengan berbekal alat komunikasi yang canggih akan merekam,mengambil gambar,dsb lalu membuat berita dan menuliskannya ke dalam akun sosial medianya. Akhirnya jadilah sebuah berita yang disampaikan oleh seorang warga dan diketahui oleh orang seluruh dunia. Ya, begitulah kehebatan internet menurut saya, sekali posting.. seluruh orang didunia bisa mengetahuinya.

Xby Counterflix

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kita dihadapkan pada kenyataan bahwa seorang pewarta awam masih dipertanyakan kredibilitasnya dalam mewartakan sebuah berita. Pertanyaan pertanyaan seperti: “apakah berita itu benar?jangan jangan hanya bohong” pasti akan selalu ada. Tidak jarang juga kita menemukan fakta bahwa ada pihak yang tidak bertanggung jawab dalam menyampaikan sebuah berita dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada. Seperti yang kita ketahui, banyak pewarta yang menuliskan di blog pribadi/sosial dan akun sosial media lainnya hanya bertujuan untuk menjatuhkan pihak lain, untuk memfitnah, menipu,dsb.

Oleh karena itu, menurut saya walaupun bukan seorang jurnalis profesional, sebagai pewarta warga kita harus tetap memegang teguh nilai nilai, norma, maupun aturan dasar dan etika jurnalisme. Jadi ada semacam tanggung jawab sosial yang kita jalankan. Sebagi pengguna sosial media, tentunya kita juga harus mengetahui dan memegang teguh etika didalam ber-internet. Jadi kita tidak bisa begitu saja sembrono maupun semau kita dalam menuliskan sesuatu didalamnya. Karena ya itu tadi, dunia maya yang sangat luas dan tidak mengenal batas ruang waktu. Apapun yang kita tuliskan, seluruh dunia bisa mengetahuinya dengan cepat.

Seperti didalam blog sosial seperti kompasiana ini, kita bisa dengan mudah menuliskan opini, berita/reportase akan suatu hal dan peristiwa, kritikan,masukan kepada pihak tertentu,dsb. Walaupun dengan kemudahan yang ada, marilah tetap kita junjung etika dan norma norma dalam berinternet dan tentunya kita juga harus bisa memegang aturan dasar jurnalisme atas sebuah berita yang kita sampaikan kepada khalayak ramai. Hal tersebut tentunya bertujuan agar kita bisa bertanggung jawab atas apa yang kita wartakan.


Terimakasih, salam......





Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline