Lihat ke Halaman Asli

Anan Surya

News Producer iNEWS Media group - sindonews | Former NET TV Journalist

Liputan Saya Menang Anugerah KPI 2024: Kisah Perjuangan Bidan di Garut yang Tak Terlupakan

Diperbarui: 16 Januari 2025 Β  22:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anan Surya memegang piala Anugerah KPI 2024 (Dok. Pribadi)

"Dan pemenang kategori Program Peduli Daerah Tertinggal jatuh kepada... NET TV!"


Mendengar pengumuman itu, saya merinding. Bulu kuduk meremang, hati saya dipenuhi rasa syukur. Liputan yang saya garap dengan penuh perjuangan akhirnya membuahkan hasil. Anugerah KPI 2024 bukan sekadar penghargaan, tapi sebuah bukti bahwa kisah-kisah kebaikan di daerah pelosok masih bisa mendapatkan perhatian.

Misi Liputan: Menemukan Sosok Inspiratif di Garut

Awal tahun 2024, saya mendapat tugas untuk meliput kisah inspiratif di daerah terpencil. Berbeda dari sistem penugasan biasa, kali ini kantor saya membagi wilayah liputan, bukan tema. Itu berarti, saya harus menemukan sendiri sosok pahlawan di Garut yang memiliki dampak besar bagi lingkungannya.
Saya percaya bahwa masih banyak kisah perjuangan yang belum terungkap. Oleh karena itu, langkah pertama saya adalah melakukan riset melalui media sosial dengan kata kunci:
Bidan desa Garut
Desa terpencil Garut

Dari pencarian itu, saya menemukan banyak referensi. Namun, sebagian besar hanyalah video promosi atau dokumentasi tertata yang tidak sepenuhnya menggambarkan betapa berat perjuangan di lapangan.

Hingga akhirnya, saya menemukan video amatir dari akun @ripaerawati---seorang bidan dari kawasan Maroko, Garut. Bersama rekan-rekannya, ia menggunakan motor trail untuk melewati jalan berlumpur dan terjal demi mengobati warga yang sakit. Siang dan malam, panas dan hujan, tak ada yang bisa menghentikan langkah mereka.

Bidan Dewi dan Bidan Ripa kala menerjang salah satu jalanan rusak di Maroko (dok: Tiktok/ripaerawati)

Bidan Dewi: Sosok Pahlawan Kesehatan di Pedalaman Garut

Melihat video itu, saya langsung bergerak untuk menghubungi Bidan Ripa melalui DM di TikTok. Namun, pesan saya tak kunjung mendapat balasan. Saya lalu melakukan riset lebih dalam tentang Puskesmas Maroko dan akhirnya menemukan kontak yang bisa dihubungi.

Saat menghubungi pihak puskesmas, saya justru mendapat kabar mengejutkan: Bidan Ripa telah dipindah tugaskan. Namun, kepala bagian Tata Usaha puskesmas merekomendasikan saya untuk meliput Bidan Dewi Susmayanti, yang telah lama berjuang bersama Bidan Ripa.

Perjuangan Bidan Dewi tidak main-main. Medan yang sulit jelas tidak ramah bagi perempuan, terlebih saat bertugas di malam hari. Namun, dengan tekad dan dedikasi tinggi, Bidan Dewi berhasil menekan angka stunting di Maroko, terutama di Desa Cicarulang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline