Lihat ke Halaman Asli

Manusia dan Gagak

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

1.

Matari muda menjejak bumi

Mencongkel wulan dari gelap

Mimpimimpi berloncatan dari petipeti

Mewujud kembang Morpheus: harap.

Seorang budak hendak meloncat dalam tasik

Seolah murka akan terik

Memantul wajah pada riak

Bumi semata selingkar sajak retak

2.

Tuan muda mengamati dari tebing tinggi

Morpheus telah membawamu padaku

Kembang.          Aku melihatmu meloncat dalam peti

Menyeruput kembang selayak kupu

Tidak. Tidak denganmu. Mimpi

ini terlalu sedikit untuk dibagi

3.

Pagi masih basah. Embun luruh

Gagak sudah berucap syukur.

Raja telah tumbang, jatuh tersungkur

Oleh waktu yang tetap membunuh

Angin membelai ubunubun

Kadaver yang cantik.Kamulah yang terpilih.

Tidak akan ada hitam lain yang mengerumun

Janji angin dalam buih

Tidak. Teriak gagak dalam serak

Mengundang hitam lain turut menggasak.

Sekejab kadaver tertutup pekat hitam

Tempik sorak dan puja mendalam

Tercampur serak pada serat juga robekan

Darah juga daging yang terecer untuk tiap kepakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline