Lihat ke Halaman Asli

Bicara dengan Jempol: Twitter di Indonesia

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

"Follow us on Twitter". Jika Anda sempat berputar-putar sepanjang jalanan Jakarta, itulah yang akan semakin jelas terbaca pada papan-papan logam dari warung-warung kecil.

Follow us on Twitter? Nampaknya setiap toko musik di Indonesia sudah memiliki akun Twitter, begitu juga dengan 6 juta warga negara Indonesia yang terdaftar pada website tersebut.

Dengan lebih dari pengguna Internet dari Indonesia yang memiliki akun Twitter, ComScore, perusahaan riset marketing, menuturkan bahwa Indonesia berada pada urutan keenam sebagai negara teraktif yang menggunakan situs micro-blogging tersebut.

Apakah kunci sukses Twitter? Kesederhanaan. Dengan hanya 140 karakter, para tweeter menjawan satu pertanyaan mendasar: Apa yang sedang terjadi? Kita bisa melakukan tweet tentang semua hal mulai dari apa yang barusan kita makan sampai apa pendapat kita tentang kebijakan pemerintah.

Twitter semata merupakan kontainer berisi pemikiran acak, cerita-cerita, dan kejadian-kejadian instan yang terjadi dalam kehidupan manusia dari seluruh penjuru planet ini, yang memutuskan bahwa 140 karakter tersebut berharga untuk dibagikan kepada teman-teman dalam jejaring mereka,

Twitter menunggangi hasrat manusia yang selalu tumbuh untuk selalu ‘hadir’ dalam sisi kehidupan satu sama lain, bahkan untuk berbagi detil terkecil dari kehidupan mereka kepada siapa pun, termasuk kepada mereka yang tidak dikenal.

Kepada The New York Times,Sherry Turkle, sosiologis dari MIT dan pakar dalam jejaring internet, baru-baru ini menggambarkan komunitas jejaring social sebagai sebuah ‘keramaian yang senyap’, sebuah tempat dimana ‘psikologi Anda menjadi tindakan’.

Di Indonesia konsep ini telah diadopsi secara masal, dimana masyarakat memiliki perasaan yang kuat terhadap komunitas dan aktifitas berkirim pesan secara mobile yang intens.

“Di semua tempat di Asia, dan terlebih di Indonesia, jejaring sosial sangatlah besar, dan hal ini disebabkan dua faktor utama: yang secara khusus adalah penetrasi telepon genggam yang tinggi, dan perasaan terhadap komunitas,” kata Vaishali Rastogi, Boston Consulting Group Southeast Asia Chairman, kepada The Jakarta Post.

Dia menambahkan bahwa penetrasi telepon genggam masih akan berkelanjutan dan broadband Internet akan berkembang pesat di Indonesia pada tahun-tahun mendatang. Hal ini merupakan kabar gembira bagi pengguna Twitter di Indonesia.

“Pernahkah Anda melihat seorang Indonesia sendirian di mal atau kafe? Masyarakat kita senang akan kebersamaan dengan yang lain, terlebih lagi, mereka gandrung terhadap tren. Jika seseorang berujar suatu ini keren untuk dilakukan, setiap orang lantas mengikutinya,” ungkap Arifin Putra, salah satu aktor dan selebritis Indonesia yang paling aktif di Twitter.

“Jadi, pada dasarnya adalah jika Anda memberikan alat kepada masyarakat yang benar, alat tersebut akan berkembang pesat dengan cepat,” tambahnya.

Dan inilah yang benar-benar terjadi. Bintang dan selebritis yang sedang popular, politisi, brand dan perkumpulan di Indonesia selalu melakukan tweet di dunia maya. Belum lagi jutaan penduduk Indonesia lainnya juga ber-tweet tiap harinya.

Inilah revolusi Twitter: dengan tool yang sungguh sederhana, Anda diijinkan masuk ke dalam keintiman dengan orang-orang yang tidak bias Anda raih sebelumnya, orang-orang yang pada akhirnya menapaki jalan menuju ‘keramaian yang senyap’ ini.

“Pada dasarnya, gampang saja untuk melakukan tweet”, rangkum Arifin, dengan 25ribu pengikut (mereka yang secara otomatis melihat tweet Anda), yang menggunakan Twitter sebagai cara untuk lebih dekat dengan penggemar, dan sebagai media promosi. Dan hal ini benar-benar berhasil.

Keseluruhan proses peluncuran film Rumah Dara, dimana Arifin bermain sebagai salah satu karakter didalamnya, dilakukan melalui Twitter. Mereka yang bertanggung jawab terhadap promosi film melakukan tweet tentang sinopsis dan para aktornya.

Mereka mengirimkan video, foto, dan pada akhirnya kuis dan permainan untuk para tweeter berhadiah tiket preview film tersebut.

Twitter membantu menciptakan buzz yang luar biasa terkait peluncuran film ini, yang tidak hanya mencapai kesuksesan secara komersial, namun juga membawakan Shareefa Daanish penghargaan aktris terbaik di Puchon International Film Festival di Korea Selatan.

Tweet untuk kehidupan sosial mestilah dibedakan dengan tweet untuk kepentingan promosi. Namun pada akhirnya, bukankah itu semua adalah tentang promosi, karena ketika mereka melakukan tweet tentang buku yang mereka baca atau dimana mereka menghabiskan waktu liburan, mereka, dengan cara tertentu, masih berpromosi kepada pengikut mereka dengan memberikan petunjuk tentang kepribadian mereka.

Twitter merupakan suatu cara untuk menciptakan identitas maya yang akan mempromosikan imej yang Anda inginkan. Hal ini berlaku untuk figure yang terkenal maupun pengguna Twitter lainnya.

Di Indonesia Twitter digunakan dengan sangat baik. Banyak restoran, bar, klub, dan brand terkenal menggunakan akun Twitter sebagai platform marketing yang bebas.

Disamping sebagai media promosi, Twitter di Indonesia juga dipakai sebagai jalan untuk menyebarkan ide, dan meningkatkan pergerakan dan perubahan.

Disinilah dimana Twitter memasuki ranah media. Para pengguna berbagi berita, jejaring yang menautkan kepada artikel actual atau video yang menanyangkan berita. Dengan melakukan retweet, mereka bias menyebarkan informasi dengan sangat cepat kepada sejumlah pengikut yang sangat banyak.

Pengguna Twitter sendiri yang sebenarnya membuat berita. Banyak breaking news yang disampaikan melalui Twitter, seperti pemboman Ritz-Carlton dan JW Marriot di Jakarta Juli 2009 silam.

Dikarenakan update yang bersifat real time itulah, Twitter lebih dekat dengan kekinian dibanding media apapun.

Malaysia dan korupsi merupakan dua topik terhangat di Twitter sepanjang minggu kemarin, yang menyorot Twitter dalam mengetahui perasaan masyarakat dan memahami apa yang mereka cari lebih jauh dalam sebuah berita.

Twitter bisa menjadi sebuah kekuatan perlawanan yang nyata di Negara semacam Indonesia.

Melalui Twitter, masyarakat Indonesia bisa berekspresi dengan bebas tentang apa yang terjadi di negeri ini; mereka bisa mengikuti pendapat LSM atau pun partai politik yang menawarkan visi yang berbeda dibanding apa yang ditawarkan pemerintah berkuasa.

Dalam usia demokrasi Indonesia yang masih muda, Twitter bisa dipandang sebagai media nyata untuk memperkuat ide tentang individu dan berbagi kesamaan dengan lainnya.

Twitter meningkatkan kesadaran pribadi dan membantu pembangunan komunitas politik. Sebagai contoh, akun Front Pembela Islam (FPI) gadungan di Twitter, yang meskipun satir, dan mengkritik FPI yang asli, memiliki 22.908 pengikut.

Cendekiawan muslim Ulil Abshar Abdalla yang berpandangan Islam liberal memiliki pengikut sejumlah 23.696.

“Dulu kita berbicara dengan lidah kita, sekarang kita berbicara dengan jempol-jempol kita”, tweet seseorang. Hal tersebut bisa diartikan bahwa masyarakat Indonesia dulu berekspresi dengan lidah, dan sekarang jempol yang berekspresi, jutaan jempol. Dan hal ini sangatlah sulit dikontrol.

Diterjemahkan dari:

Louise Lavabre, Talking with our thumbs: Twitter in Indonesia, http://www.thejakartapost.com/news/2010/09/22/talking-with-our-thumbs-twitter-indonesia.html, September 22, 2010

Anang Kurniawan

Creative Thinking Language Services

(training * translation * e-course)

anankurnia@yahoo.com

085648993198

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline