Lihat ke Halaman Asli

Dan Kamu

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis adalah segalanya, dengan menulis qt bisa mengabadikan berbagai peristiwa serta ilmu yang terkadang pada saatnya akan terlupakan. Itulah peran dari sebuah tulisan.

Ternyata menulis itu gak gampang

Ketika duduk di bangku SMP mata pelajaran yang q benci adalah bahasa Indonesia, setiap ada tatap muka hal yang wajib ada pasti “Mengarang serta menuliskan pengalaman pribadi, atau membuat kalimat dengan kata dasar tertentu”. Betul – betul membosankan saya rasa. Tak jarang ketika guru menjelaskan, kepala saya sandarkan di meja, dan mulai menuliskan kata – kata kebencian, kata – kata kebosanan.

“BT banget. . .ngebosenin”

“Ini guru kapan mau keluar”

Yah lebih kurangnya begitu tiga, empat, lima kata sebagai wujud pelampiasan kekesalan. Hal yang sama juga saya rasakan ketika memasuki jenjang SMA. Kembali saya harus mendapatkan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Mata pelajaran yang terlalu dipaksakan untuk dilewati karena merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan di UN. Sedikit melegakan ternyata di jenjang SMK untuk komposisi kegiatan “mengarang serta menulis” lebih sedikit daripada di jenjang SMP.

Bener – bener membingungkan dan dari 3 mata pelajaran yang diujikan waktu UN. Bahasa Indonesialah yang menduduki urutan paling buncit, Bahasa Inggris urutan kedua dan Matematika urutan pertama. Guru yang hebat, cantik, enak dalam menjelaskan ternyata belum bisa menggerakan hati ku wat mencintai mata pelajaran Bahasa Indonesia dan mendongkrak nilai ku pada waktu itu. Apakah q termasuk kategori “Penghianat Bangsa”. Membenci bahasa sendiri. Aku gak membenci bahasanya tetapi pelajarannya (mengarang).

Dan seiring berjalanannya waktu, gak sengaja buku – buku yang telah kusam yang menjadi tempat pelampiasan ku lembar demi lembar aku buka. Terkadang senyum simpul keluar dari bibir ku membaca tiga, empat serta lima kata yang terselip di catatan – catatan pelajaran waktu itu.

Aku bener-bener menikmati dan rindu akan masa-masa di SMP dan SMK. Masa yang penuh warna dan kebahagian. Dalam hati ku “hemmmm. . ternyata menulis itu ada manfaatnya, bisa mengingatkan masa lalu”.

Dan ketika memasuki bangku perkuliahan aku putuskan untuk menulis setiap peristiwa demi peristiwa yang aku lewati. Satu hari harus ada sesuatu yang berkesan itulah yang ada dalam pikiranku sehingga tulisanku akan semakin banyak dan berwarna. Dan kini tulisan yang berawal dari tiga, empat serta lima kata sekarang sedikit demi sedikit berkembang menjadi setengah halaman bahkan sampai tiga perempat halaman.

Walau susunan kata demi kata yang masih amburadul akan tetapi lambat laun aku jadi cinta menulis. Dan sekarang aku tidak canggung lagi menuliskan pengalaman-pengalaman hidup yang menarik, yang menyakitkan atau bahkan yang tidak terlupakan. Dan akupun mendapat nilai “A” untuk Mata kuliah Bahasa Indonesia yang aku dapat dibangku perkuliahan.

Yah mudah-mudahan kompasiana menjadi tempat yang tepat untuk menorehkan kata demi kata dalam proses belajar menulis ku.

Itulah perjalanan serta arti menulis bagiku.
DAN Kamu ?????

Palu, jam 11 siang lebih 16 menit

“Disaat bosan dengan aktifitas kantor dan merindukan kedatangannya”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline