Lihat ke Halaman Asli

Ananias Safira

saya mahasiswa

Dampak Inflasi Perubahan Harga Crude Palm Oil (CPO) Dunia terhadap Volume Ekspor Komoditas Kelapa Sawit dan Perekonomian Indonesia

Diperbarui: 22 Mei 2023   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Nama : Ananias safira

 Nim : 223030303322

  FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS PALANGKARAYA

Sebagai negara agraris, Indonesia mengandalkan sektor pertanian sebagai salah satu faktor terpenting dalam pembangunan. Beberapa subsektor pertanian terus memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Perkebunan merupakan salah satu subsektor pertanian yang cukup berkembang pesat. Pada tahun 2012, pangsa subsektor perkebunan terhadap produk domestik bruto (PDB) sektor pertanian sebesar 23,43 persen (BPS, 2012). Kelapa sawit merupakan salah satu bahan baku subsektor perkebunan yang berperan penting dalam perekonomian nasional, antara lain.

Komoditas ekspor nonmigas andalan penghasil devisa di luar migas. Selain itu, seiring dengan permintaan ekonomi global terhadap minyak sawit mentah (CPO) dan harga minyak dunia yang meningkat, minyak sawit menjadi bahan baku produksi bahan bakar alternatif bioenergi atau biofuel (Prajitno dan Saputra, 2012).

 Selama tujuh tahun terakhir, luas perkebunan kelapa sawit Indonesia tumbuh antara 1,92 hingga 9,05 persen per tahun. Pada tahun 2011 luas perkebunan kelapa sawit meningkat 2,64 persen menjadi 8,77 juta hektar dan pada tahun 2013 menjadi 10,46 juta hektar.

 (Direktorat Perkebunan, 2014). Pertumbuhan sektor perkebunan tersebut dibarengi dengan peningkatan produksi minyak sawit di Indonesia dari tahun ke tahun yang dihasilkan oleh perkebunan besar milik negara, perkebunan swasta besar, dan perkebunan kecil. Pada tahun 2011 produksi minyak sawit meningkat 1,79 persen menjadi 22,90 juta ton, sebagian besar diekspor ke luar negeri dan sebagian kecil

Total ekspor minyak sawit (CPO) terus tumbuh selama sepuluh tahun terakhir. Pada akhir tahun 2001, nilai ekspor CPO adalah US$62.317.847. Nilai ini cenderung terus meningkat hingga mencapai 327.652.263 USD pada akhir tahun 2013 (BPS, 2013). Seperti terlihat pada Gambar 1, pertumbuhan nilai ekspor CPO biasanya diikuti oleh pertumbuhan ekonomi (PDB). Pada tahun 2006-2007, nilai ekspor CPO meningkat tajam hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. 

Pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan produksi dalam negeri yang meningkatkan volume ekspor. Pertumbuhan beberapa perusahaan minyak sawit tanah air memberikan Total ekspor minyak sawit (CPO) terus tumbuh selama sepuluh tahun terakhir. Pada akhir tahun 2001, nilai ekspor CPO adalah US$62.317.847. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline