Lihat ke Halaman Asli

Anang Wicaksono

Menjadikan menulis sebagai katarsis dan sebentuk kontemplasi dalam 'keheningan dan hingar bingar' kehidupan.

Penyebab Tragedi Mina 2015, Akankah Tetap Sebuah Misteri?

Diperbarui: 26 Oktober 2015   15:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sudah lebih dari sebulan tragedi Mina terjadi (24 September 2015). Namun sampai kini kita tidak tahu sejauh mana proses investigasi yang dilakukan penguasa monarki Saudi Arabia. Di akhir September dan awal Oktober 2015 lalu ada selentingan kabar yang mengatakan bahwa hasil investigasi akan segera diumumkan. Ternyata tenggat waktu itu lewat begitu saja tanpa adanya pengumuman tersebut.

Kita juga tidak tahu seberapa lama waktu yang diperlukan Saudi untuk menyelesaikan investigasinya. Apakah ada kendala yang menghambat investigasi itu, kita juga tidak tahu. Seperti ada tabir yang menutupinya. Serba tidak jelas. Penuh ketidakpastian. Terasa ada semacam misteri yang menyelubunginya.

Penguasa monarki tersebut juga telah menyatakan menolak adanya campur tangan pihak lain terkait investigasi. Oleh karena itu tidak mengherankan bila ada pihak-pihak yang meragukan transparansi dan obyektifitas Saudi. Terlebih lagi, mereka sendirilah penyelenggara hajinya. Dan ketika terjadi masalah, mereka sendiri yang menginvestigasi diri mereka. (Joshua bilang, "Jeruk kok minum jeruk.")

Penyebab tragedi itulah yang menjadi pertanyaan utama khalayak. Mula-mula pihak kerajaan menyalahkan jamaah sebagai penyebabnya karena dianggap tidak tertib. Namun banyak kesaksian yang mengatakan adanya penutupan 2 dari 5 pintu menuju jamarat yang dilakukan aparat Saudi. Banyak jamaah yang rutenya dialihkan. Akibatnya terjadi penumpukan jamaah di rute 204. Inilah dugaan utama pemicu terjadinya tragedi yang mengenaskan tersebut. 

Pertanyaan logis yang kemudian muncul adalah : Mengapa aparat Kerajaan Saudi melakukan penutupan itu?

Kita bisa memaklumi bila pada awal terjadinya musibah pemerintah Saudi memfokuskan tindakan pada penyelamatan dan pengobatan jamaah yang luka-luka dan pengidentifikasiaan jamaah yang meninggal. Namun setelah semua proses itu selesai beberapa minggu kemudian, tentunya wajar bila khalayak terutama kaum Muslimin mengajukan pertanyaan logis di atas.

Harus ada pertanggung jawaban yang  jelas dari Kerajaan Saudi Arabia selaku penyelenggara haji. Tidak sekedar memberi santunan pada korban yang meninggal atau luka-luka, namun mengumumkan kepada publik secara transparan dan jujur mengenai penyebab tragedi adalah bentuk pertanggung jawaban yang lebih utama. Ini merupakan bentuk pertanggung jawaban kepada para jamaah yang menjadi korban, kaum Muslimin dan tentunya kepada Allah yang kita tunduk dan beribadah kepada-Nya.

Tidak bijak kiranya mengatakan bahwa itu adalah takdir tanpa berusaha mencari penyebabnya. Karena takdir tetaplah bekerja dalam mekanisme alam yang disebut hukum sebab akibat. Pada titik inilah kita sebagai manusia dituntut menggunakan akal untuk menganalisis penyebab dari sebuah peristiwa atau akibat dari sebuah peristiwa.

Jangan hanya Iran saja yang selama  ini terlihat aktif "menekan" Saudi terkait investigasi ini. Negara-negara berpenduduk Muslim yang jumlahnya besar selain Iran seperti Indonesia, Mesir, Pakistan, India, Irak dan lain-lain juga harus ikut mengawal dan memonitor proses investigasi yang dilakukan Kerajaan Saudi Arabia. Harapan kita tentunya penguasa monarki Saudi bisa menyajikan hasil investigasi yang jujur dan obyektif. Karena hasil investigasi ini sangat penting untuk evaluasi dan perbaikan penyelenggaraan haji di waktu-waktu mendatang.

Berapa sebenarnya jumlah korban tragedi Mina itu? Dan yang terpenting adalah mengapa tragedi mengerikan itu bisa terjadi? Semoga pertanyaan-pertanyaan tadi segera memperoleh jawaban logis dan tidak lagi menjadi sebuah misteri.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline