Satu bulan yang lalu aku membayangkan jagung yang aku tanam saat itu tumbuh dengan subur. Ketika panen aku bisa membakar jagung bersama keluargaku. Tapi sayangnya ekspetasi yang seperti itu kandas. Dikarenakan hujan tidak turun seperti yang aku harapkan.
Aku menggarap lahan pegunungan kapur, yang mana pengairannya hanya mengandalkan air hujan. Mungkin bukan aku saja yang mengalaminya, tapi juga para petani yang mengolah tegal di pegunungan kapur seperti saya khusunya daerah Tuban.
Hujan mulai turun pada pertengahan bulan oktober. Pada waktu itu hujan turun agak deras dan cukup lama. Saat itu para petani berbondong bondong ke tegal untuk menanam jagung. Para petani rata rata menanam sekitar sepuluh kilo gram bibit jagung.
Namun, tidak semua menanam jagung pada saat itu, ada sebagian petani yang menunggu hujan selanjutnya. Karena untuk memastikan apakah memang benar sudah masuk musim hujan atau cuma hujan sekali saja. Ternyata setelah itu hujan memang tidak turun dengan deras, hanya sebatas gerimis sebentar, itupun juga kadang kadang. Pada akhir oktober hujan turun lagi dengan deras, dan seminggu setelahnya yaitu awal november hujan juga turun dengan deras.
Sebagian petani yang belum menanam jagung termasuk saya mulai menanam jagung pada saat itu, karena menganggap sudah masuk musim hujan. Memang benar kata orang orang bahwa hari apes tidak ada dalam kalender. Setelah itu, hujan tidak turun sama sekali selama hampir satu bulan, hanya sebatas mendung yang sangat gelap dan tiba tiba menghilang. Kami hanya bisa pasrah dan mengadu nasib dengan sesama petani setelah melihat jagung yang telah kami tanam tidak tumbuh seperti yang kita harapkan.
Kerugian yang saya alami sendiri untuk membeli obat rumput, lima kilo gram bibit jagung dan membayar orang untuk menanam sekitar satu juta. Bagi petani yang menanam jagung setelah hujan pertama pada bulan oktober, mungkin jagungnya masih bisa beetahan hidup karena pada saat hujan tidak turun sama sekali jagungnya sudah agak tinggi, walaupun ada juga sebagian yang mati. Bagi petani yang menanam pada bulan november banyak yang mati walaupun ada yang hidup, tapi biasanya "putihen" atau tidak bisa tumbuh normal.
Bahkan ada beberapa petani yang mengobatinya agar mati dan bisa menanam bibit yang baru. Berbahagialah petani yang menanam jagung pada bulan Desember.
Untuk menanam jagung memang membutuhkan waktu yang pas. Salah memilih waktu menanam bisa berakibat fatal. Maka dari itu dibutuhkan analisis, insting, dan keyakinan untuk menentukan kapan waktu untuk menanam, dan pastinya juga keberuntungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H