Berawal dari postingan teman di facebook yang menarasikan bahwa penataran P4 tidak diperlukan lagi karena yang menggerogoti pertiwi ini adalah orang-yang dulu ikut penataran P4. Memang postingan tersebut bisa menimbulkan banyak persepsi. Saat saya tanggapi dia menjawab, tidak salah kalau saya mempersepsikan demikian.
Kalau saya lihat profilnya, dia dulunya jawara kelas, peringkat 1 selalu diraihnya sejak SD sampai SMP. Setamat SMP dia ditawari gurunya untuk masuk SMA Nusantara, tetapi dia tidak mau. Setelah menamatkan SMA dia masuk Diploma di UGM. Setamat dari sana malah memilih berwiraswasta. Jadi masalah keilmuan tidak perlu diragukan
Kembali lagi pada topik, perlukah Penataran P4?
Kalau boleh saya berpendapat, Penataran P4 masih relevan dan masih diperlukan. Tidak ada yang salah dengan penyampaian materi pancasila yang bahkan pancasila tersebut dijadikan dasar negara kita tentunya diyakini kebenarannya.
Yang justru bermasalah adalah pengamalannya yang keliru atau tidak sesuai atau bahkan bertentangan dengan nilai-nilai pancasila.
Ibaratnya sesorang jatuh sakit dan dia berobat tetapi tidak kunjung sembuh. Bukan berarti dia menyalahkan obatnya dan bilang, "Untuk apa minum obat kalau penyakitnya tak kunjung sembuh."
Be positive thinking saja, "Saya sudah minum obat masih sakit, bagaimana rasanya kalau tidak minum obat?"
Anggap saja orang yang sudah banyak belajar agama, semua aturan agama dia paham tetapi perilakunya banyak yang melanggar aturan agama. Doakan saja, suatu saat dia mendapatkan petunjuk dan berperilaku sesuai dengan aturan agama yang dipelajarinya.