Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Perkembangan Bahasa Ekspresif AUD

Diperbarui: 17 Maret 2021   22:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelumnya saya pernah membahas tentang perkembangan bahasa reseptif anak usia dini di akun youtube saya, jika Anda belum pernah menyimak silahkan mengunjungi akun youtube saya Ananda Zahro Islami atau Anda juga bisa langsung klik link berikut: https://youtu.be/Eba_1hgOucM 

dan sekarang saya akan menjelaskan seperti apa sih bahasa ekspresif itu? 

Berbicara termasuk dalam kemampuan bahasa ekspresif. Beberapa diterima (dipahami dan diterima) dan beberapa lagi diungkapkan (dinyatakan). Keterampilan bahasa ekspresif mencakup kemampuan berbicara dan menggunakan bahasa. Contoh bahasa ekspresif adalah berbicara dan menuliskan informasi untuk berkomunikasi dengan orang lain. Gordon dan Browne dalam Dhieni (2006: 7.5) menambahkan bahwa penguasaan berbahasa ekspresif adalah semakin seringnya anak menyatakan keinginan, kebutuhan, pikiran dan perasaan kepada orang lain secara lisan. Berikut ini tahap-tahapnya :

Suara bayi yang baru lahir bisa membuat orang lain tahu bahwa mereka bahagia atau sakit. Bayi baru lahir yang baru berusia 3 bulan akan tersenyum saat melihat ibunya. Ketika dia merasa nyaman, dia mengulangi suara itu berulang kali. Bunyi tangis bervariasi sesuai dengan perasaannya.

Bayi bergumam sendiri ketika mereka berusia 4 sampai 6 bulan, tanpa henti dan mengeluarkan suara. Bayi-bayi itu bergumam seolah-olah sedang berbicara. Ketika dia menginginkan sesuatu atau meminta orang dewasa untuk melakukan sesuatu, dia dapat mengungkapkan pendapatnya dengan menggunakan suara dan gerak tubuh. Dia bisa mengeluarkan suara yang benar-benar "mendesak" dia untuk bertindak.

Bayi dapat berbicara saat mereka berusia 7 hingga 12 bulan. Bayi itu mulai berbicara beberapa konsonan, vokal panjang dan vokal pendek. Dia menggunakan suara selain tangisan untuk menarik perhatian ibunya dan berusaha untuk menahannya. si bayi akan mengucapkan kata-kata pertamanya pada usia ini.

Saat berusia 1-2 tahun, ia sudah bisa mengucapkan kalimat yang terdiri dari dua kata. Karena dia bisa melafalkan dan menggunakan konsonan dengan lebih baik, ucapannya juga akan menjadi lebih jelas.

Kemampuan bahasa ekspresif anak diusia 3-5 tahun menurut Steinberg dan Gleason dalam Suhartono (2005: 53) termasuk dalam perkembangan kombinatori dimana anak sudah mampu berbicara secara teratur dan terstruktur, pembicaraannya dapat dipahami oleh orang lain dan anak sanggup merespon baik positif maupun negatif atas pembicaraan lawan bicaranya.

Keterampilan bahasa memiliki empat komponen, yaitu:

  • keterampilan menyimak (listening skills)
  • keterampilan ekspresi lisan (speaking skills)
  • keterampilan membaca (reading skills)
  • keterampilan menulis (writing skills)

Setiap keterampilan terkait erat dengan perolehan keterampilan bahasa. Di masa kanak-kanak, kami belajar mendengarkan bahasa, kemudian berbicara, dan kemudian kami belajar membaca dan menulis.

Suhartono (2005: 22) mengungkapkan bahwa bicara anak adalah suatu penyampaian maksud tertentu dengan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa supaya bunyi tersebut dapat dipahami oleh orang yang ada dan mendengar di sekitarnya. Tangisan bayi sebenarnya memiliki tujuan tertentu, mungkin memanggil orangtua, mungkin kedinginan, mungkin lapar, mungkin haus, dan sebagainya. Sekalipun bunyi yang diucapkan oleh seorang anak tidak berupa kata-kata atau kalimat, hampir semuanya memiliki tujuan tertentu. Oleh karena itu, makna kata anak memiliki makna yang lebih luas dibandingkan dengan makna bahasa lisan. Jika bahasa lisan lebih diartikan sebagai pengucapan bahasa yang dapat dipahami oleh lawan bicara, dan suara anak lebih dipahami sebagai suara yang diucapkan oleh anak adalah termasuk suara bahasa dan suara yang diucapkan oleh alat ucap anak. Definisi berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, gagasan, atau isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain (Depdiknas dalam Suhartono, 2005:20).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline