Lihat ke Halaman Asli

Tragedi Jasad Lenin dan Ilusi Ilmu Pengetahuan Modern

Diperbarui: 20 Agustus 2020   23:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

calvertjournal.com

"Lenin" dan "Kematian"--- Kata-kata ini bermusuhan. "Lenin" dan "Kehidupan"--- Mereka berkawan. Maiakovskii, Penyair dan Penggemar Lenin

5 Januari 1924, Vladimir Ilyich Ulyanov, yang lebih dikenal dengan julukan Lenin meninggal dunia. Ditanggal itu seoranag pendiri Uni Soviet menghembuskan nafas terakhirnya. 

Seorang jurnalis mengingat kembali hari itu dalam sebuah catatan: "Pada pukul 4.00 tepat, semua siaran radio, semua telegram, menyalurkan satu pesan tunggal, 'kawan-kawan, Illich sedang diturunkan ke dalam makamnya!' Segala hal berhenti di seluruh Rusia selama lima menit. Kendaraan berhenti, kereta berhenti. kapal berhenti, dan orang-orang hikmat."

Tapi harapan tidak. Maiakovskii, seorang penyair yang sangat mengidolakan Pemimpin Soviet tersebut percaya bahwa Lenin hidup di masa lalu, kini, dan juga di masa depan. Sebuah kiasan dan kemustahilan, namun penduduk Soviet yang hidup di masa itu, masa dimana teknologi dan sience tumbuh berkembang, percaya akan kemungkinan hidup abadi secara harfiah di dunia.

Leonid Krasin, seorang menteri Republik Soviet kala itu, yakin bahwa akan datang masanya ilmu pengetahuan akan berkembang pesat dan menjadi sedemikian hebat hingga bisa menghidupkan kembali tokoh besar dalam sejarah peradaban dunia, yakni Lenin, Tokoh yang mempu menggerakkan jutaan orang Rusia untuk melakukan sebuah Revolusi.

Pada Maret 1924, Leonid Krasin memulai satu kegiatan operasi dalam rangka mengawetkan tubuh Lenin. Komite Pemakaman ia rubah penamaanya menjadi Komite Pengabadian. Jasad sang pemimpin Revolusi Rusia dibalsam sebagaimana jasad Fir'aun di Mesir Kuno. Dengan besar  harapan bahwa bila dikemudian hari sience dan teknologi mencapai puncaknya, jasad yang dimumikan itu akan dapat bangkit kembali.

Nadezhda Krupskaia, istri dari Lenin yang masih hidup, ia menyatakan keberatanya jika jasad suaminya akan diawetkan dan diabadikan. Lima hari setelah Lenin meninggal, Nadezhda Krupskaia mengatakan lewat harian Pravda, kepada para buruh dan tani, agar dukacita atas kepergian Illich dinyatakan dengan hal hal yang bermanfaat untuk warga Soviet. Nadezhda Krupskaia menyerukan

"Jangan dirikan monumen atau apapun baginya,"

"Jika kalian ingin menghormati nama Vladimir Illich, bangunlah tempat perawatan bayi, kindergarten, rumah yatim, dan sekolah."

Tapi ketika hari-hari berkabung itu hampir tak ada yang mendengarkan seruanya tersebut.

Beberapa periode kemudian kata-kata dalam sajak Maiakovskii terbukti. Tubuh yang dibalsam itu pun dibaringkan di sebuah sarkofagus berbentuk sebuah piramida panjang dengan piano gelas. Piramida bening itu diletakkan di sebuah ruang di bawah sebuah platform pualam yang berwarna bata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline