Lihat ke Halaman Asli

Apa Kabar Naskah?

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banjarbaru, 3 Januari 2014

Selamat sore naskah! Wah, lama tak berjumpa. Kasihan kamu tak kami tengok belakangan ini. Bagaimana kabarmu? Pasti banyak sarang laba-labanya ya? Maaf kami tak sempat memerhatikan kamu belakangan ini. Kami telah disibukkan dengan berbagai agenda yang harus menomor duakanmu.

Dewasa ini kami harus mempersiapkan pergantian tahun dengan tugas kampus, tugas sekolah, belum lagi persiapan untuk pernikahan dan perkawinan di New City. Belum lagi kawan-kawan kami yang susah untuk move on dari mantan kekasihnya yang sudah menjalin hubungan dengan kawan barunya. Belum lagi pikiran-pikiran untuk menjauh dari mu, keluar kota, pulang kampung, pulang kota, ke luar negri, mencari amplop, mencari isi amplop, menghadiri seminar, menghadiri undangan, menaman benih, berternak hewan, mencari pacar, PDKT dengan bintang kelas, bikin puisi-puisi cinta, kata-kata bijak, kata-kata galau, ngetwit, dan update status. Belum lagi kawan kami yang sibuk dengan uang, uang dan uang, buku, buku, buku dan jual buku. Tapi untuk menulis dan memerhatikanmu, kami terlupa.

Tapi yang lebih parah, terkadang kami tak sanggup melupakan jejaring sosial yang selalu meminta untuk menengok sejumlah pemberitahuan tak penting. Maafkan kami naskah, karena sudah membiarkanmu mogok di tengah jalan tanpa ada keinginan untuk mendorong atau memperbaikimu. Kami mengakui kesalahan itu. Itu karena kami malas untuk kembali memerhatikanmu dengan sepenuh hati. Perhatian kami selalu terbagi-bagi dengan kepentingan yang kami anggap penting padahal tidak terlalu penting sehingga menganggapmu bukanlah hal yang penting.

Namun di tahun ini, kami berharap bisa kembali memerhatikanmu. Memberikan kata-kata indah untuk menambah halamanmu. Mengevaluasi sejumlah kesalahan kata di halaman-halaman sebelummu. Mereveisi sejumlah halaman yang sudah menjadi dirimu meksi tak pernah rampung. Kami akan coba pertimbangkan untuk memerhatikanmu kembali wahai naskah, hanya saja. Kami baru ingin mempertingbangkamu, bukan memutuskan. Semoga kau tetap setia menunggu kehadiran kami dengan rangkaian kalimat menarik untuk para pembaca. Masalah baru datang lagi. Yaitu, kadang keinginan kami tak mencerminkan dengan perbuatan. Tetap saja kau tercampakkan di sudut ruang file komputer yang jarang tersentuh “klik”

Salam hangat dari kami

Calon Penulis




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline