Lihat ke Halaman Asli

Lilin

Diperbarui: 28 Juli 2023   10:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Suasana hiruk pikuk kebisingan manusia mulai memekakkan telingaku,warna-warni lampu kota semakin memperindah malam, tapi semua itu hanyalah kehidupan duniawi semata.  Ya begitulah kehidupan sekarang yang jauh dari rasa kedamaian dan ketentraman.  Yang terjadi hanya pertikaian, perkelahian dan pembunuhan.

Aku masih termenung memandang langit  dari balik jendela yang begitu pekat warna hitamnya, hanya sedikit bintang yang menemaninya, mataku menerawang jauh sangat jauh tapi lagi-lagi yang kutemukan hanyalah kegelapan. Kutengok berkali-kali jam tanganku  sudah menunjukkan pukul 10 malam. Semakin sulit kupejamkan mata. Jakarta makin malam makin ramai. Kehidupan ibukota yang sungguh menyesakkan dada, kerjaan yang semakin mendekati deadline.

"Rindu"lirihku pelan mataku tertuju foto yang ada di sebelah laptopku. Keriput di wajah dan rambut putih yang sudah terlihat tersenyum lebar.  Tampak terlihat jelas, foto ibu setahun yang lalu.

"Bu, sini foto dulu kata orang kota ini kamera mahal lo" sahutku setengah memaksa sambil tersenyum nakal memaksa beliau yang sedang mengeringkan  pakaian.

"Sabar nduk kamera mahal opo toh?" jawabnya berjalan ke arahku

"Itu loh Bu  yang kalau kita foto langsung bisa muncul hasilnya

"Walah, yang benar nduk jamane semakin canggih"rasa penasaran terlihat di wajah Ibu

"1 2 3 senyum Bu" cekrek suara kamera terdengar begitulah memori setahun yang lalu.

Tak terasa air mata pun mengalir, kuketik nama di handphone dan segera menekan tombol panggilan.

Telepon pun tak lama terangkat,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline