Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Ibu Pertiwi

Diperbarui: 17 Juli 2023   12:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Matahari terbit dari timur seperti biasa

Masih harus berlari menuju hari yang berulang-ulang

Berawal dari langit gelap hingga terang benderang

Kawah, belerang, bibir jurang, dan bayang-bayang

Ijen dengan sejuta pesona

Pepohonan nampak tak renggang

Sayangnya, beberapa orang acuh tak acuh

Menjadi berkurang jika sekarang tak dijaga

Membangkang saling serang dan curang

Bumi pertiwiku

Terhipnotis dengan keelokkan nya

Gerobak-gerobak berjajar sepanjang jalan

Menjadi mata pencaharian demi mengais rezeki

Tak lelah berucap dan menawarkan apakah hendak menaiki?

Nyanyian ilalang membisiki telinga

Dokumentasi Pribadi

Berlalu lembut, sepoi angin menghiasi seluruh penjuru

Berhenti sejenak, merenungi nikmat Allah

Dengan lebih peka keadaan sekitar,  akan banyak yang terungkap

Barisan, rentetan, runtunan  kejadian,

Terlihat, terkenang, untuk kita yang terlupa biar terlupa, berlalu begitu saja





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline