Lihat ke Halaman Asli

Toleransi Black Campaign

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

sumber : anandapuja.com

Antara black campaign dan negatif campaign, kampanye hitam dan kampanye negatif. Menonton video terbaru Cameo Project di youtube, mengutip wikipedia, mereka menjelaskan tentang dua konsep yang belakangan ini tenar di telinga penikmat media massa, Saya ingin sedikit berkomentar.

Menurut mereka kampanye hitam kurang lebih memiliki batas pengertian menyerang lawan politik dengan data yang belum jelas kebenarannya dan mempengaruhi emosi lawan untuk beralih dari sikap politiknya semula. Sedangkan untuk kampanye negatif, menurut mereka memiliki batasan, menyerang lawan dengan menggunakan semua data-data negatif agar logika khalayak terpengaruh dan merubah sikap politiknya.

Jadi terdengarnya adalah kampanye negatif menggunakan data fakta yang valid dan berbasi logika, sedangkan kampanye hitam menggunakan data-data yang masih belum jelas juntrungannya dan parahnya bisa berujung fitnah kemudian bermain di arena emosi. Tapi menurut Saya, entah apa pun itu julukan dan penamaan konsepnya, tujuannya satu, mempengaruhi dan menyerang lawan politik, atau jika Saya boleh katakan untuk menjatuhkan lawan politik dihadapan masyarakat umum.

Pendapat Cameo Project mengutip witi di atas, tidak sepenuhnya benar dan tidak pula sepenuhnya salah. Coba mari perhatikan sentimen yang timbul dari dua konsep ini. Konsep ini bisa dibilang serupa tapi tak sama, bagi kebanyakan orang. Tapi bagi Saya sendiri, perilaku negative campaign hanya kamuflase yang dibuat agar black campaign diperbolehkan dan penggunaannya diberi toleransi.

Sebelumnya, mereka yang melakukan black campaign tentu akan dicap buruk oleh masyarakat, jika terbukti berbuat demikian. Adanya konsep baru (negative campaign-red) yang sebenarnya disadur dari black campaign itu sendiri, memberikan toleransi ketika menyerangan lawan politiknya. Dengan kata lain negative campaign punya unsur tolerir, sedangkan black campaign tidak, padahal dari segi tujuan adalah sama, yaitu menjatuhkan citra lawan dihadapan masyakarat umum. Konklusi Saya, negative campaign adalah bahasa baru black campaign.

MASA PILPRES


Mengamati masa kampanye capres cawapres menjelang pilpres saat ini, masing-masing tim pemenangan ketika membuat serangan untuk pihak lawan selalu klaim tidak melakukan black campaign, tapi berbasis negative campaign. Justru batasan black dan negative ini menjadi kabur karena fakta-fakta yang disampaikan kadang tidak substansial, meskipun sifatnya fakta. Jika terminologinya black campaign itu mengumbar fakta yang belum tentu benar adanya, sedangkan negative campaign menunjukkan fakta negatif yang valid, Saya coba ambil perumpamaan, ada isu Jokowi dibekingi oleh tim yang berasal dari non muslim, dan pihak sebelahnya mengambil isu, Prabowo sendiri keluarganya banyak yang Kristen (isu ini ditujukan pada pemilih muslim). Kira-kira ini negative atau black campaign ya? Bagi yang menjawab negative campaign, bisa jadi benar, karena dua-duanya adalah fakta. Tapi menurut Saya agak kurang tempat ketika digolongkan pada negative campaign karena tidak bersifat substansial kepemimpinan dan realisasi visi, misi, dan program kerja.

Contoh lain ketika Prabowo diserang mengenai isu pemimpin yang tidak punya istri, ini black campaign atau negative campaign? Yang menjawab ini black campaign saya tidak setuju karena ini fakta, sedangkan yang menjawab ini negative campaign saya juga tidak setuju karena hal ini tidak substansial.

Kemudian ada pula kalangan yang membungkus setiap serangan politik yang merupakan negative campaign sebagai upaya melakukan kritik kepada yang bersangkutan. Menurut Saya ada batasan jelas antara kritik dengan yang disebut negative campaign. Kritik punya kecenderungan membangun sedangkan black atau negative campaign memiliki tujuan untuk menyerang dan menjatuhkan. Bagi yang berpendapat negative campaign adalah upaya kritik, hal tersebut menurut Saya bertentangan dengan hati nurani dan positioning keberpihakan Anda dalam status politik hari ini.

Saya dalam hal ini menolak adanya dikotomi konsep black campaign dan negative campaign. Negative campaign Saya nilai sebagai jubah black campaign dalam artian yang lebih soft. Pengelompokan negative maupun black campaign pasti akan debatable jika kita kaji kasus per kasus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline