Ku berkaca, tak sama
Tak lagi sama
Ku bertatap, berbeda
Tak lagi selaras
Kucoba selami lautan realita
Tetapi ku terseret masuk kedalam derita
Imajinasi, ekspektasi
Menggerus akal, nurani dan naluri
Memanahlah ke arah hidup yang semu
Tak kan ada darah yang kan mengotori siluet abu-abu
Dan tanpa kusadari, kaki telah berpijak terlalu dalam
Menyisakan aku yang terhuyung mencoba memekik tanpa suara
Bercak, menampik bekas luka yang jelas kau rajut
kenangan, bisa apa dia?
Hanya diam memaku, meninggalkan dirimu yang harus mengindahkan rantainya
Apa salah punya mimpi?
Huruf tak kan berbohong, dan suara kan menjadi bukti.
Maret, 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H