Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Jenis-jenis Kayu Bekisting

Diperbarui: 20 Agustus 2018   12:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Kuatnya bangunan tak hanya bergantung pada konstruksi beton yang baik, tetapi juga dalam pembuatan bekisting saat pengerjaan bangunan. Bekisting merupakan cetakan yang dibuat pada pengerjaan pengecoran supaya diperoleh bentuk tertentu, seperti dinding, kolom, balok dan pelat. Meskipun bersifat sementara, pembuatan bekisting harus benar dan tepat supaya diperoleh bangunan yang berkualitas.

-Nah, saat ini dikenal ada beberapa jenis bekisting. Jenis-jenis bekisting ini memiliki kelebihannya masing-masing.

1. Bekisting konvensional

Bisa jadi bekisting ini adalah jenis bekisting yang pertama kali dikenal. Bekisting konvensional atau bekisting tradisional hanya mengandalkan triplek dan kayu atau papan. Jenis papan yang dipakai biasanya adalah papan yang tahan kelembaban. Papan bekisting dari kayu yang umum digunakan memiliki ketebalan 2 cm sampai 3 cm dengan lebar 15 cm sampai 20 cm. Sementara itu untuk ketebalan triplek bekisting sekitar 3 mm sampai 9 mm.

Kayu untuk bekisting hendaknya dipilih yang tidak terlalu basah dan cukup baik supaya tidak mudah melengkung dan pecah. Dalam proses pengerjaan, triplek dan papan dipasang di bagian struktur bangunan. Jika beton sudah mencapai kekuatan yang cukup, triplek dan papan yang dipakai dalam proses bekisting dilepas dan dibongkar satu per satu.

Terkadang, material triplek atau papan yang dipakai untuk bekisting masih bisa digunakan pada pekerjaan berikutnya. Tentunya jika kualitas triplek dan papan masih bagus. Namun seringkali karena kualitas yang kurang bagus, triplek dan papan tersebut hanya bisa dipakai untuk satu kali pekerjaan bekisting saja. Pada proyek pembangunan gedung, jenis kayu kelapa atau glugu sering dipilih untuk membuat bekisting balok. Sedangkan jenis kayu meranti umumnya dipakai sebagai bahan pembuatan triplek yang dipakai pada bekisting konvensional.

Bekisting konvensional ini terbilang murah bila dibandingkan dengan pengadaan atau penyewaan bekisting moderen. Tetapi bekisting konvensional ini tidak disarankan untuk pekerjaan-pekerjaan besar yang membutuhkan banyak tahapan bekisting. Sebab proses pembongkaran triplek dan papan membutuhkan waktu yang terbilang lama, menyisakan limbah triplek dan kayu, serta menghasilkan bentuk yang tidak presisi.

2. Bekisting Knock Down

Seiring perkembangan teknologi khususnya di bidang rancang bangun, berbagai inovasi dilakukan termasuk yang berkaitan dengan pekerjaan bekisting. Salah satu inovasi penting di dunia rancang bangun adalah munculnya sistem bekisting knock down. Sistem bekisting knock down ini menggunakan bahan besi hollow dan plat baja. Tentunya penggunaan material tersebut akan menghasilkan bentuk yang lebih presisi jika dibandingkan dengan penggunaan triplek dan papan pada sistem bekisting konvensional.

Bekisting knock down dengan bahan besi hollow dan plat baja ini juga lebih mudah dalam hal pemasangan dan pembongkaran. Dalam proses ini pula, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit bila dibanding penggunaan bekisting konvensional.

Sementara itu dari segi harga, bekisting knock down memang lebih mahal dibandingkan bekisting konvensional yang menggunakan triplek dan papan. Namun bekisting knock down bisa dipakai berulangkali, tahan lama dan juga awet. Cara pemakaian dan perawatan yang tepat dapat membuat bekisting knock down ini semakin tahan lebih lama. Setelah pemakaian, elemen bekisting knock down ini sebaiknya dibersihkan dari sisa-sisa material yang menempel agar dapat digunakan lagi dengan kualitas yang tidak berkurang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline