Desa Tapak, sebuah kawasan pesisir di Kelurahan Tugurejo, Kota Semarang, semakin memperkuat posisinya sebagai destinasi ekowisata unggulan. Berkat program pengabdian masyarakat, kini wisata mangrove di desa tersebut dilengkapi dengan denah ekoeduwisata yang mempermudah wisatawan menjelajahi keindahan alam sekaligus mendukung pemberdayaan UMKM lokal, Putri Tirang.
Ananda Krisna Pratama, Mahasiswa KKN Tematik PKUM Undip 2024 menginisiasikan program pembuatan denah kreatif wisata mangrove dan inventarisasi data wisata Mangrove Tapak dan UMKM. Program ini berfokus pada pembuatan denah wisata yang tidak hanya menampilkan jalur edukasi mangrove, zona konservasi, dan area pemancingan, tetapi juga memasukkan lokasi UMKM Putri Tirang sebagai salah satu penunjang kegiatan wisata. "Dengan adanya denah ini, wisatawan tidak hanya bisa menikmati keindahan mangrove, tetapi juga berkontribusi pada ekonomi lokal dengan membeli produk-produk dari UMKM kami," ujar Bapak Topo, pengelola wisata mangrove Tapak.
Pendekatan partisipatif menjadi kunci keberhasilan program ini. Masyarakat lokal dilibatkan dalam setiap tahap, mulai dari pengumpulan data hingga penyusunan denah. Proses ini tidak hanya menghasilkan peta wisata yang relevan dengan kebutuhan, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan ekosistem mangrove. Denah ini juga dilengkapi dengan kode QR yang mengarahkan pengguna ke kontak dan media sosial resmi wisata mangrove, sehingga memberikan informasi lebih lanjut sekaligus memperluas jangkauan promosi.
UMKM Putri Tirang, yang menjadi salah satu fokus dalam program ini, turut mendapatkan manfaat langsung. Produk makanan dan minuman olahan khas pesisir kini lebih mudah ditemukan wisatawan berkat penempatan UMKM pada denah. "Kami sangat terbantu. Kehadiran denah ini memberikan peluang besar untuk memperkenalkan produk kami kepada wisatawan," ungkap Ibu Yanah selaku pengelola UMKM. Meski begitu, tantangan tidak sepenuhnya tereliminasi. Minimnya pemahaman awal masyarakat tentang pentingnya fasilitas seperti denah menjadi hambatan awal. Namun, melalui edukasi dan sosialisasi, masyarakat kini semakin menyadari peran denah sebagai alat promosi yang efektif.
Program ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara masyarakat dan inisiatif akademik dapat menghasilkan dampak positif. Dengan denah wisata baru ini, Desa Tapak tidak hanya siap menyambut wisatawan, tetapi juga menciptakan ekosistem pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif. Wisata mangrove Desa Tapak kini menjadi destinasi yang tidak hanya indah, tetapi juga memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat lokal.
Katalog wisata dan UMKM di Desa Tapak yang tertera pada denah dalam bentuk QR Code dapat diakses melalui link berikut: https://online.fliphtml5.com/phzah/ealv/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H