Lihat ke Halaman Asli

ananda kania

mahasiswa

Memahami Teori Relasi Kuasa Menurut Foucault

Diperbarui: 9 Januari 2024   23:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Michel Foucault adalah seorang pemikir besar dalam sejarah. Banyak hal ia sumbangkan bagi dunia intelektual, khususnya bidang filsafat, kebudayaan, sosial, politik maupun dalam bidang kesenian. Salah satu kontribusi besar Foucault dalam bidang filsafat dan politik adalah konsepnya tentang kekuasaan. Foucault sangat tertarik menyelidiki hubungan antara kuasa dan pengetahuan. Tidak ada praktek pelaksanaan kekuasaan yang tidak memunculkan pengetahuan dan tidak ada pengetahuan yang di dalamnya tidak memandang relasi kuasa. Foucault menunjukan bagaimana individu modern lahir sebagai objek dan subjek dari penyebaran dan pengadaan jaring-jaring kuasa. Michel Foucault adalah salah satu pemikir yang sangat luar biasa. Pemikirannya tidak mengenal batas ilmu. Hasil pemikirannya meliputi ilmu sejarah, filsafat, ilmu sosial dan politik, sampai ranah medis yang digeluti oleh keluarganya. Foucault sering dijuluki sebagai post-modernis, post-strukturalis, bahkan sebutan filosof, karena hasil-hasil pemikirannya menentang pemikiranpemikiran modernis yang sudah mapan pada saat itu, namun ia menolak semua julukan yang diberikan kepadanya.
Konsep kekuasaan merupakan inti atau pusat pemikiran dan pandangan filosofis Foucault. Tanpa gagasan dasar tentang kekuasaan ini, akan sulit  memahami Foucault dan gagasannya.
Dengan kata lain, analisisnya tentang kekuasaan membantu kita memahami puncak pemikirannya: gagasan etisnya tentang subjek dan kepeduliannya terhadap dirinya sendiri.  Namun, mustahil untuk menjalankan kekuasaan ini tanpa rezim wacana dan kebenaran yang penting bagi semua budaya dan berbagai peristiwa sejarah. Dan analisis Foucault tentang pelaksanaan kekuasaan mengarah pada gagasan dasar keinginan untuk mencapai kebenaran.
Mengenai pokok pemikirannya, menarik untuk diperhatikan ceramah pertamanya ``L'ordre du discoult'', yang diberikan di Collge de France pada tahun 1970-an.  Sebab, ceramah ini sangat penting dalam menjelaskan perubahan pemikiran  dalam penelitian Foucault Kekuatan menjelaskan.
Pada kesempatan ini, Foucault menawarkan pemahaman baru tentang cluster diskursif.  Pemahaman baru ini terutama berkaitan dengan proses pembentukan dan distribusi kelompok-kelompok diskursif dalam konstruksi tatanan apriori dalam waktu, Meski dalam analisis sebelumnya ia menilai proses ini merupakan perkembangan alami, namun ia kembali menekankan kepada hadirin bahwa proses pembentukan dan penyebaran kelompok wacana tidak lepas dari pembatasan, pilihan, dan kontrol Kesadaran akan batasan, pilihan, kendali, dan pengorganisasian bisa dikatakan sebagai pintu masuk pertama yang mengarahkan pemikiran arkeologis Foucault pada pemikiran tentang kekuasaan.
Foucault mengakui bahwa  banyak kekuatan dan kekuasaan yang ada dalam hubungan antar manusia Kekuatan-kekuatan ini dapat ditemukan dalam berbagai aspek hubungan antar manusia, seperti hubungan antara manusia dengan orang lain, dan hubungan antara manusia dengan lingkungan dan situasi mereka. Kita dapat menyimpulkan bahwa Foucault menghadirkan perspektif baru tentang kekuasaan.
Menurut Foucault, kekuasaan bukan hanya sesuatu yang dikendalikan oleh negara, namun sesuatu yang dapat diukur. Baginya, kekuasaan ada dimana-mana karena merupakan  dimensi relasional Dengan kata lain, di mana ada hubungan, di situ ada kekuatan Inilah keunikan Foucault Ini tidak menjelaskan apa itu kekuasaan, tetapi bagaimana cara kerjanya di suatu wilayah tertentu. Kekuasaan merupakan  hal yang menarik, namun belum cukup dibahas Ini dimulai  pada zaman Yunani kuno dan berlanjut hingga hari ini. Para filsuf klasik mengasosiasikan kekuasaan dengan kebaikan, kebajikan, keadilan, dan kebebasan, dan para pemikir agama selalu mengasosiasikan kekuasaan  dengan Tuhan. Michel Foucault adalah salah satu filsuf strukturalis perintis yang membahas kekuasaan. Foucault percaya bahwa filsafat politik tradisional selalu berorientasi pada pertanyaan tentang legitimasi. Menurut Foucault, kekuasaan merupakan salah satu dimensi hubungan manusia. Dan menurut Foucault, keinginan untuk kebenaran sama dengan keinginan untuk berkuasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline