Lihat ke Halaman Asli

Ananda Herdi Saputra

Fakultas Ekonomi dan Bisnis (S1 Manajemen) Dosen : Prof. Dr. Apollo, M.Si, Ak Mercubuana_NIM: 43122010384

TB 2 - Kasus Asuransi Jiwasraya Membahas Panopticon Jeremy Bentham dan Kejahatan structural Gidenns Anthony

Diperbarui: 27 Mei 2023   00:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri.

NAMA : Ananda Herdi Saputra

NIM : 43122010384

DOSEN : Prof. Dr. Apollo, M.Si, Ak

WHAT

Jiwasraya memiliki berbagai item baik perorangan maupun grup dan terus menerus menghadapi kemajuan dan peningkatan, disesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas daerah setempat. Untuk memberikan bantuan yang luar biasa bagi pemegang polis, Jiwasraya saat ini memiliki pusat Administrasi Prosedur bancassurance dan Kolusi, pusat Administrasi Program Keuntungan Perwakilan, 14 kantor provinsi, 71 kantor cabang, dan 494 unit kerja Wilayah yang didukung penuh oleh 15 ribu tenaga ahli di seluruh Indonesia. Presentasi dan eksekusi organisasi yang luar biasa, ditunjukkan untuk menyampaikan Jiwasraya siap meraih beberapa penghargaan luhur di tahun 2015, antara lain: MURI Record Award untuk salah satu kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) Jiwasraya dalam rangka HUT ke-156 perusahaan, Juara 1 Indonesia Original Brand SWA Award, Info bank Insurance Award untuk kategori asuransi dengan kinerja sangat baik antara tahun 2010 dan 2014, dan Top IT Implementation on Insurance Sector Award pada tahun 2015.

A) Jeremy Bentham dan Konsep Panopticon

Jeremy Bentham (1748-1832) adalah seorang filsuf, penulis hukum, dan ahli utilitarianisme asal Inggris. Salah satu kontribusi paling terkenalnya adalah pengembangan konsep panopticon, yang pertama kali diperkenalkan dalam karya berjudul "Panopticon; or, The Inspection-House" yang diterbitkan pada tahun 1791.

Konsep panopticon yang dikembangkan oleh Jeremy Bentham pada abad ke-18 memiliki relevansi yang menarik ketika diterapkan dalam konteks kasus korupsi asuransi jiwasraya. Panopticon, sebuah desain institusi pengawasan yang efisien, menekankan pada penggunaan kekuatan pengawasan yang konstan untuk mengendalikan perilaku individu. Dalam  ini, kita akan menjelajahi konsep panopticon Jeremy Bentham dan menghubungkannya dengan kasus korupsi yang terjadi dalam konteks asuransi jiwasraya di Indonesia.

Panopticon, yang merupakan kombinasi dari kata Yunani "pan" (semua) dan "optikon" (melihat), adalah sebuah struktur fisik yang didesain untuk memungkinkan pengawasan yang efektif terhadap sejumlah besar orang. Konsep ini didasarkan pada ide bahwa orang-orang akan mengatur perilaku mereka sendiri ketika mereka merasa terus-menerus diamati, bahkan jika mereka tidak tahu apakah mereka sedang diamati pada saat itu.

Dalam desain panopticon, penjaga berada di pusat menara pengawas yang mengelilingi sel-sel tahanan atau ruangan individu. Sel-sel tersebut memiliki dinding transparan, sehingga tahanan tidak dapat melihat apakah mereka sedang diawasi atau tidak. Konsep ini memberikan kekuasaan dan kendali kepada penjaga, sementara individu yang diawasi menjadi objek pengawasan yang tak henti-hentinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline