Lihat ke Halaman Asli

Ananda Dwi Saskiya

Mahasiswa Semester 2, Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Pamulang

Apakah Kemajuan AI dapat Geserkan Profesi Manusia?

Diperbarui: 1 Juli 2024   00:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: https://news.microsoft.com/source/features/ai/4-misconceptions-about-ai/

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan menjadi alternatif bagi manusia untuk membantu melakukan berbagai pekerjaan. Di era teknologi ini, AI dapat mempermudah sekaligus berpotensi mengancam pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Hingga kini penggunaan AI masih menjadi perbincangan di seluruh dunia, di mana kecerdasan buatan tersebut dianggap dapat mengancam atau bahkan menggantikan profesi manusia di masa depan. Lalu apakah hal tersebut dapat terjadi?

Sebuah survei yang dilakukan oleh peneliti dari AI Impacts Berkeley dan Universitas Oxford dengan melibatkan 2.778 ilmuwan memperkirakan kemajuan AI dapat mencapai penulisan lagu pop dan buku terlaris sebelum tahun 2030, akan bisa merakit LEGO, menerjemahkan bahasa baru, dan mengembangkan video game sebelum tahun 2033, bahkan diperkirakan dapat menggantikan dokter bedah pada tahun 2063.

Sumber Gambar: https://www.law-justice.co/artikel/148686/era-kecerdasan-buatan-ancaman-untuk-profesi-dokter-di-masa-depan/

Dari seluruh peneliti AI yang disurvei, mayoritas sebesar 58% percaya pada kemungkinan bahwa AI dapat menjadi faktor penyebab kepunahan manusia. Prediksi tersebut mengatakan bahwa sebesar 50% kemungkinan AI dapat membantu melakukan tugas manusia pada tahun 2047, dan dengan kemungkinan sebesar 50% juga AI akan sepenuhnya otomatis mengambil alih pekerjaan manusia pada tahun 2116.

Meskipun prediksi tersebut dikatakan tidak mutlak, namun hal tersebut dapat memberikan gambaran dan pemahaman mengenai pengaruh kecerdasan buatan. Dengan perkembangan AI yang semakin canggih, ditakutkan dapat menjadi ancaman bagi umat manusia di masa depan.

Meski begitu, AI tetaplah kecerdasan buatan yang dibuat oleh manusia. Segala ancaman akan dapat terjadi jika manusia lengah dan tidak mampu mengontrol penggunaanya dengan baik. Selama penggunaan kecerdasan buatan masih digunakan untuk membantu kehidupan manusia seperti tujuan utamanya diciptakan, maka ancaman-ancaman tersebut tidak akan terjadi. Hanya bagimana cara manusia itu sendiri dapat memanfaatkan kecerdasan buatan sesuai tujuannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline