"Kota Malang menurut saya mengalami perubahan iklim yang dapat dirasakan dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu perubahan yang paling mencolok adalah peningkatan suhu udara secara keseluruhan. Saya merasakan bahwa musim kemarau menjadi lebih panjang dan intens, sedangkan musim hujan seringkali lebih singkat tetapi lebih ekstrim seperti itu." tutur Adinda, Mahasiswa Universitas Brawijaya
Dinamika Lingkungan dan Perubahan Iklim di Kota Malang
Dinamika lingkungan hidup dan perubahan iklim di Kota Malang menunjukkan bagaimana pertambahan penduduk, meningkatnya polusi udara, alih fungsi lahan, dan menyusutnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) berkontribusi terhadap variasi suhu udara dari tahun ke tahun. Tingginya angka konversi lahan terbuka menjadi tertutup di Kota Malang menyebabkan perubahan penggunaan lahan di perkotaan semakin meningkat dari waktu ke waktu. Suhu udara perkotaan meningkat akibat hal ini. Isu global seperti perubahan iklim berdampak pada lingkungan dan keberadaan manusia. Salah satu kota terbesar di Indonesia, Kota Malang, pun ikut merasakan dampak perubahan iklim. Sejumlah dampak yang dirasakan warga Kota Malang antara lain peningkatan suhu udara, peningkatan kemungkinan terjadinya bencana, dan penurunan kualitas lingkungan.
Isu Permasalahan Lingkungan: Sampah, Polusi, Penghijauan
Dalam pemetaan masalah perubahan iklim, kita dapat melihat beberapa masalah konkret yang menjadi dampaknya terhadap lingkungan, yaitu meningkatnya sampah plastik, polusi udara, dan kurangnya penghijauan. Meningkatnya sampah plastik merupakan salah satu masalah yang paling meresahkan di era saat ini. Sampah plastik yang dihasilkan oleh manusia sangat sulit terurai oleh alam, sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem. Banyak dari sampah plastik ini akhirnya bermuara di lautan, yang menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi kehidupan laut dan ekosistem pesisir.
Polusi udara juga merupakan masalah serius yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Emisi gas rumah kaca dan partikel polutan lainnya dari aktivitas manusia mencemari udara, menyebabkan penurunan kualitas udara dan berdampak negatif terhadap kesehatan manusia dan keanekaragaman hayati. Dalam beberapa kota besar, polusi udara telah mencapai tingkat yang sangat berbahaya dan menyebabkan gangguan pernapasan serta penyakit lainnya pada manusia.
Kurangnya penghijauan juga merupakan masalah yang berkaitan dengan perubahan iklim. Deforestasi dan penggundulan hutan secara besar-besaran menyebabkan hilangnya habitat bagian-bagian dari hutan yang diperlukan dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Selain itu, hutan juga memiliki peran penting dalam menyerap karbon dioksida dari udara, sehingga kurangnya hutan akan berdampak pada semakin tingginya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Sehingga perubahan iklim dan masalah yang diakibatkannya, terutama terkait dengan meningkatnya sampah plastik, polusi udara, dan kurangnya penghijauan menjadi sangat penting untuk disadari oleh masyarakat karena hal tersebut merupakan salah satu cara untuk mengatasi dan mencegahnya.
Solusi yang dapat diterapkan
Pertama, peningkatan sampah plastik dapat menyebabkan pencemaran udara dan air, merugikan ekosistem, dan pada akhirnya berdampak pada iklim secara keseluruhan. Daur ulang adalah salah satu cara ramah lingkungan untuk menangani sampah plastik dan mengurangi dampaknya terhadap perubahan iklim. Kedua, polusi udara. Pertumbuhan penduduk Kota Malang, meningkatnya polusi udara, alih fungsi lahan, dan menyusutnya ruang terbuka hijau (RTH) semuanya berkontribusi terhadap variasi suhu yang mungkin berdampak pada iklim kota. Pemerintah Kota Malang telah menerapkan langkah-langkah untuk mengurangi dan beradaptasi terhadap perubahan iklim, seperti menciptakan ruang hijau dan mengurangi dampak dari fenomena tersebut. Ketiga, salah satu penyebab terjadinya perubahan iklim di kota adalah penghijauan yang berkurang. Reboisasi dan pembangunan kota hijau berkelanjutan adalah dua inisiatif lokal Kota Malang dalam agenda global yang telah dilaksanakan oleh pemerintah Kota Malang untuk menunjukkan komitmennya dalam mengatasi isu perubahan iklim.
"Masyarakat, terutama mahasiswa seperti saya mungkin dapat berperan aktif dengan mengurangi sampah plastik sekali pakai, seperti menggunakan tumblr atau botol minum sendiri saat bepergian dan menggunakan paperbag atau tas kain sendiri saat berbelanja. Selain itu, kita juga bisa terlibat dalam aksi sosial dan kampanye seperti melakukan penghijauan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar terhadap perubahan iklim dan lingkungan." tutur pendapat Ananda Nurul, Mahasiswa Universitas Brawijaya tentang upaya menyikapi perubahan iklim di Malang.