Lihat ke Halaman Asli

Ananda DwiUtami

Bismillah aja

Tantangan Pendidikan Indonesia di Masa Pandemi Covid-19

Diperbarui: 14 Maret 2021   08:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

mahasiswaindonesia.id

Saat ini Pandemi Covid-19 di Indonesia sudah genap setahun dengan korban hingga 1,4 juta orang Indonesia.Covid-19 diketahui muncul dari Wuhan Cina.Penyakit yang ditimbulkan virus corona tipe baru tersebut pertama kali terdiagnosis pada 17, November 2019.Awalnya, penyakit misterius itu dinamai pneumonia Wuhan. Belakangan, penyakit yang kemudian diberi nama Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) oleh WHO itu diketahui tidak hanya menyebabkan sakit pada saluran pernapasan tetapi bisa memiliki beragam manifestasi klinis, mulai dari masalah pencernaan hingga gangguan neurologis. 

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia dan Indonesia ini telah menyebabkan kepanikan bagi seluruh masyarakat hingga melumpuhkan di segala sektor kehidupan,salah satunya pendidikan.Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan dengan menerapkan kebijakan sosial distancing guna memutus rantai Covid-19,yang artinya mengharuskan kita untuk melakukan semua kegiatan dilakukan di rumah sementara seperti belajar,bekerja,dan melaksanakan ibadah.

Penerapan kebijakan sosial distancing ini jelas sangat berdampak pada sektor kehidupan,terutama di bidang perekonomian,yang menyebabkan menghambat majunya ekonomi.Selain berdampak pada perekonomian,sektor pendidikan pun mengalami dampak yang cukup fatal.Kegiatan belajar mengajar mau tidak mau harus dilakukan secara jarak jauh dengan metode daring atau online.

Namun dengan begitu ada tantangan besar dalam pelaksanaan metode pembelajaran jarak jauh ini,salah satunya yaitu belum terbiasa dengan menggunakan sistem pembelajaran yang bersifat blended dan sepenuhnya online.Tidak sedikit orang tua dan murid yang mengeluhkan dengan mekanisme pembelajaran yang hanya tugas,tugas,dan tugas tanpa adanya feedback dari guru.Hal ini disebabkan karena guru yang tidak terbiasa dengan metode pembelajaran online.Guru dituntut harus menguasai teknologi dan jaringan internet yang memadai sebagai akses untuk mengajar.Begitu juga dengan para murid.Pembelajaran daring pun menjadi kurang maksimal.

Bukan hanya kesiapan yang masih perlu dibenahi dari pembelajaran jarak jauh ini,ada persoalan lain yaitu ternyata banyak kalangan yang tidak bisa menggunakan dan mengakses media pembelajaran daring baik berupa laptop maupun smartphone, lemahnya jaringan sinyal, pembekakan biaya kuota, dan ditambah lagi keluhan-keluhan orang dalam mendampingi dan mengawasi putra putrinya dalam pembelajaran daring, karena tidak semua orang tua siswa memiliki waktu luang dan latar belakang pendidikan yang tinggi.

Ada sebagian sekolah yang mengambil resiko yaitu dengan memilih proses pembelajaran secara luring atau tatap muka langsung dengan tetap menjaga protokol kesehatan secara ketat walaupun hanya sehari dalam seminggu ataupun dua Minggu sekali untuk mengantisipasi mereka yang kesulitan dengan sinyal maupun perangkat smartphone, terutama bagi mereka yang berada di daerah pedesaan maupun pegunungan. Sehingga, langkah penuh resiko tersebut diambil demi tanggung jawab pendidikan peserta didiknya.

Pembelajaran daring di masa pandemi seperti ini memang tidak mudah, perlu adanya kerja sama yang baik dari berbagai subjek pendidikan. Pendidikan yang baik merupakan proses yang bukan sebatas memberi dan menerima pembelajaran, namun di balik itu ada sikap positif yang mampu tumbuh, yaitu karakter yang baik dan santun. Pembelajaran daring akan dirasa tidak menyulitkan apabila direspon dan dihadapi dengan sikap yang tepat, sehingga dapat menjadi metode pembelajaran yang bagus. Semoga pandemi ini segera berakhir.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline