Lihat ke Halaman Asli

Makna dan Prosesi Mappacci: Tradisi Adat Bugis-Makassar Menuju Kesucian Pernikahan

Diperbarui: 7 Januari 2025   13:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mappacci adalah tradisi adat Bugis-Makassar yang dilakukan sebagai rangkaian prosesi menjelang pernikahan. Upacara ini bertujuan untuk menyucikan calon pengantin secara lahir dan batin agar siap memasuki kehidupan rumah tangga. Dalam tradisi ini, calon pengantin duduk di atas bantal adat dengan balutan pakaian tradisional. Daun pacci (daun pacar) menjadi elemen utama yang digunakan oleh para sesepuh atau orang-orang terhormat untuk dioleskan di telapak tangan calon pengantin sebagai simbol kesucian, keberkahan, dan harapan akan kehidupan pernikahan yang harmonis.


Acara ini biasanya berlangsung di rumah calon pengantin dalam suasana khidmat yang diiringi doa-doa dan musik tradisional. Selain daun pacci, berbagai perlengkapan seperti lilin, beras kuning, dan hiasan adat turut dihadirkan sebagai simbol penerangan dan kemakmuran. Setiap langkah dalam prosesi Mappacci sarat makna simbolis yang mencerminkan penghormatan terhadap tradisi serta persiapan spiritual yang matang bagi calon pengantin dalam memasuki fase kehidupan baru.

apa yang dilakukan?


Ritual mappacci dilakukan dengan cara meletakkan daun pacci di telapak tangan calon mempelai. Mappacci dilakukan pada malam hari sebelum akad nikah esok harinya, yang berisi pesan untuk membersihkan raga dan kesucian jiwa sebelum memasuki bahtera rumah tangga.

apa saja bahannya?


Prosesi mappacci diawali dengan khataman Al-Qur'an dan pembacaan barazanji. Adapun bahan yang digunakan antara lain: bantal, sarung sutera, daun pisang, daun nangka, minyak, daun pacci, lilin, beras, bedak, wadah dan air.

Kesimpulan

Mappacci adalah tradisi adat Bugis-Makassar yang kaya akan makna simbolis, bertujuan untuk menyucikan calon pengantin secara lahir dan batin sebelum memasuki kehidupan pernikahan. Ritual ini dilakukan dengan menggunakan berbagai bahan tradisional seperti daun pacci, lilin, beras kuning, dan perlengkapan adat lainnya. Prosesi yang biasanya diiringi doa-doa dan pembacaan kitab suci ini mencerminkan penghormatan terhadap budaya lokal sekaligus mempersiapkan calon pengantin secara spiritual untuk membangun rumah tangga yang harmonis dan penuh keberkahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline