Lihat ke Halaman Asli

Wow! Inilah Cara Ampuh Konsumsi Seledri untuk Menurunkan Darah Tinggi

Diperbarui: 6 Januari 2023   15:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hipertensi atau sering dikenal dengan darah tinggi, didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah pada pengukuran berulang. Secara umum, seseorang dikatakan mengalami tekanan darah tinggi ketika tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg. Seseorang dapat mengalami tekanan darah tinggi ketika jantung memompa lebih banyak darah dan pembuluh darah arteri menyempit. Pada lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Tekanan darah tinggi adalah penyebab utama gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal.

Seseorang yang mengalami hipertensi atau darah tinggi biasanya merasakan gejala-gejalanya. Beberapa gejala umum yang dialami oleh penderita darah tinggi antara lain seperti sakit kepala, sering mengalami mimisan, sesak nafas dan mengalami rasa cemas yang berat. Gejala penyakit darah tinggi yang dirasakan penderita darah tinggi pasti ada penyebabnya. Beberapa faktor penyebab penderita darah tinggi secara umum yaitu obesitas, kurang olahraga, merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol, riwayat keluarga yang pernah menderita hipertensi atau faktor keturunan, dan usia juga bisa loh menjadi penyebab darah tinggi.

Bagi penderita hipertensi kalian jangan khawatir, secara alami ada loh tanaman yang bisa menurunkan darah tinggi. Tanaman yang bisa menurunkan darah tinggi salah satunya adalah tanaman seledri. Tanaman seledri termasuk tanaman dikotil (berkeping dua) dan setahun atau dua tahunan dalam bentuk rumput atau semak. Tanaman seledri tidak bercabang. Komposisinya terdiri dari daun, tangkai daun, batang dan akar. Batang tanaman seledri sangat pendek, sekitar 3-5 cm, sehingga seolah-olah tidak terlihat. Sistem akarnya menyebar sekitar 5 - 9 cm, sedalam 30 - 40 cm ke segala arah. Daun seledri majemuk, menyirip, berpucuk ganjil sebanyak 3-7 helai. Tepi daun seledri biasanya bergerigi di bagian pangkal atau di bagian ujung yang runcing. Tulang daun menyirip yang panjangnya 2-7,5 cm dan lebar 2-5 cm. Tangkai daun tumbuh lurus ke atas atau di pinggir batang, panjangnya sekitar 5 cm, berwarna hijau atau keputihan.

Seledri mempunyai nama latin Apium graveolens L. Perlu kalian tahu ternyata tanaman seledri mempunyai manfaat yang banyak terutama untuk menurunkan darah tinggi. Masyarakat Cina tradisional sudah lama menggunakan seledri untuk menurunkan tekanan darah. Bagian tanaman seledri yang digunakan untuk penyakit hipertensi adalah daun seledri. Seledri memiliki kandungan yang lebih banyak untuk menurunkan tekanan darah dari pada tumbuhan lain yang dapat juga digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi.

Seledri mengandung apigenin yang sangat bermanfaat untuk mencegah pembuluh darah dan tekanan darah tinggi. Selain itu seledri juga mengandung flavonoid, vitamin C, apiin, kalsium dan magnesium yang dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi.

Cara mengonsumsi daun seledri untuk menurunkan darah tinggi sangatlah mudah loh, hanya dengan cara daun seledri dibersihkan dahulu kemudian direbus dengan air secukupnya, setelah itu didinginkan rebusan seledri, jika sudah dingin rebusan seledri siap untuk diminum. Keefektifan ekstrak daun seledri terbukti ketika peneliti memberikan air rebusan seledri untuk mengatasi tekanan darah tinggi yang dialami penderita karena seledri mengandung beberapa bahan yang dapat menurunkan tekanan darah tinggi yaitu flavonoids. Flavanoid dapat bertindak sebagai peredam atau penstabil oksigen singlet. Salah satu flavonoid yang kuat adalah quercetin. Senyawa ini berperan sebagai antioksidan dengan melepaskan atau mendonorkan ion hidrogen ke radikal bebas peroksi agar lebih stabil. Tindakan ini mencegah reaksi oksidasi kolesterol jahat (LDL) yang menyebabkan penebalan darah sehingga mencegah penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline