Lihat ke Halaman Asli

Kekariban sebagai Perekat Kehidupan Sosial di Desa Buntu

Diperbarui: 1 April 2024   10:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi

Sudah tak asing lagi manusia disebut sebagai makhluk sosial, karena kita sebagai manusia membutuhkan sesuatu yang namanya social needs atau kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan kebersamaan yang berkaitan dengan hakikat manusia sebagai makhluk sosial; dengan tujuan memerlukan keterlibatan orang lain. Pada artikel ini penulis akan menjabarkan hasil dari pengamatan dan penelitian yang dilakukan saat di desa Buntu. Penulis akan mengarahkan penelitiannya kepada keakraban dan masyarakat desa Buntu.

Pengertian masyarakat menurut ahli antropologi Indonesia, Koentjaraningrat, pengertian masyarakat yakni kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus-terusan dan terikat oleh rasa identitas yang sama.

Pada tanggal 3-8 Maret 2024  SMAS Global Prestasi School Bekasi dan Bandung mengadakan program local immersion yang diadakan di Desa Buntu, kecamatan Kejajar, Wonosobo, Jawa Tengah. Disana kami melakukan berbagai macam aktivitas, dari social service hingga wisata. Secara singkat disana kami mendalami budaya dan masyarakat setempat dengan melakukan berbagai macam aktivitas.

Pada hari pertama sampai disana yaitu pada tanggal  4 Maret saat siang hari sekitar jam 13:15 penulis melakukan penelitian sosial dengan rangka tugas sosiologi. Saat itu penulis mewawancarai seorang mba Esti yang tak tinggal jauh dari rumah orang tua asuh penulis disana. Disana penulis memberikan ia beberapa pertanyaan namun, dalam artikel ini penulis akan memberikan 3 pertanyaan yang mungkin akan menjawab bagaimana masyarakat desa buntu dapat tinggal bersama secara harmonis.

pertanyaan yang penulis ajukan meliputi:

-Apa profesi mayoritas penduduk di desa Buntu?

-Apakah orang di desa Buntu saling akrab jika ia kenapa?

-Dimanakah acara-acara desa dilaksanakan?

Pertanyaan pertama yaitu Apa profesi mayoritas penduduk di desa Buntu?, mba Esti menjawab mayoritas penduduk desa Buntu ber profesi sebagai Petani dan mereka bermata pencaharian hasil panen khususnya kentang dan berbagai macam jenis sayuran. Ada juga yang ber profesi sebagai seorang wirausaha namun jumlah mereka tak sebanyak jumlah petani. Wirausaha disana meliputi wirausaha di bidang perdagangan  dengan membuka toko dan bidang kuliner dengan usaha kafe.  Menurut penulis hal ini merupakan salah satu pengaruh bagaimana masyarakat desa Buntu dapat saling akrab karena dengan mayoritas nya petani mereka menjadi akrab karena minat dan Pengalaman yang Sama.

Pertanyaan kedua yaitu Apakah orang di desa Buntu saling akrab jika ia kenapa?, menurut mba Esti masyarakat di desa buntu dari dulu sudah akrab. Dikarenakan budaya dan tradisi yang berakar kuat di kehidupan masyarakat desa Buntu, bahkan masyarakat disana saling akrab dengan sesama tetangga. Masyarakat desa Buntu sangat beragam khususnya dalam segi agama. Desa Buntu memiliki 4 keyakinan yakni Islam, Kristen, Katolik dan Buddha. Namun dengan adanya perbedaan mereka tetap saling toleransi dan damai layaknya semboyan bhineka tunggal ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Sebagai contoh saat perayaan agama seperti Ramadan atau Natal umat agama lain tidak ragu untuk membantu seperti menyiapkan konsumsi dan menjaga ketertiban/ketentraman agama yang sedang beribadah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline