Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa. Perkembangan dunia yang semakin cepat dan kompleks membutuhkan model kurikulum yang dapat menghasilkan lulusan yang cerdas, kreatif dan inovatif yang dapat menjawab tantangan zaman. Model kurikulum merdeka muncul sebagai pendekatan pendidikan alternatif yang berfokus pada mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Kurikulum merdeka dikenal juga dengan istilah kurikulum berbasis kemandirian merupakan konsep pendidikan yang bertujuan untuk memberdayakan peserta didik agar menjadi pembelajar yang aktif dan mandiri. Model ini pertama kali diajukan sebagai solusi untuk mengatasi berbagai kelemahan dalam sistem pendidikan yang terlalu menitikberatkan pada guru sebagai sumber informasi, sedangkan siswa menjadi penerima informasi yang pasif. Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya memberikan kebebasan dan tanggung jawab kepada siswa dalam mengelola pembelajarannya sendiri. Pada dasarnya, pendekatan ini mengubah fokus pendidikan dari "apa yang harus diajarkan" menjadi "bagaimana siswa belajar secara efektif". Berkat ini, siswa berpartisipasi lebih aktif dalam proses pembelajaran, yang mendorong mereka untuk meneliti, mengeksplorasi, dan mengembangkan minat pribadi.
Prinsip-prinsip kurikulum merdeka
A. Kemandirian Belajar: Prinsip inti model Kurikulum Merdeka adalah memungkinkan siswa menjadi pembelajar mandiri. Mereka diajak untuk berpartisipasi aktif dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajarannya.
B. Kemitraan antara guru dan siswa: Guru bukan lagi satu-satunya sumber informasi, tetapi mereka adalah guru dan mitra dalam pembelajaran. Guru dan siswa berkolaborasi untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna.
C. Fleksibilitas: Kurikulum Merdeka menekankan fleksibilitas dalam pengembangan kurikulum. Setiap siswa memiliki karakteristik dan minat masing-masing, sehingga kurikulum harus disesuaikan dengan kebutuhan individu tersebut.
D. Pengembangan kreativitas: Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi kreativitas dan ekspresi diri siswa. Mereka didorong untuk berpikir di luar kotak dan menemukan solusi inovatif untuk masalah.
E. Evaluasi berbasis kinerja: Dalam evaluasi model kurikulum mandiri, lebih ditekankan pada pengembangan keterampilan siswa daripada sekadar mengukur hasil akhir. Evaluasi dilakukan secara terus menerus dan menyeluruh.
Penerapan kurikulum mandiri
Penerapan model kurikulum mandiri memerlukan persiapan dan dukungan yang matang agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Beberapa langkah utama dalam implementasinya adalah:
a) Pelatihan untuk guru: Pelatihan dan pembekalan tentang pendekatan dan metode terkait model kurikulum mandiri harus diselenggarakan untuk guru. Mereka harus memiliki keterampilan fasilitasi dan manajemen kelas yang berbeda dari pendekatan tradisional.