Lihat ke Halaman Asli

Tradisi Tahunan Lomban Kupatan Tayu Kabupaten Pati

Diperbarui: 15 Desember 2024   12:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://images.app.goo.gl/KCAukA8nWaW6rAVm7

Lomban kupatan Tayu merupakan tradisi yang dilaksanakan tepatnya di Ds. Sambiroto Kec. Tayu Kab. Pati. Kegiatan ini dilakukan satu tahun sekali tepatnya pada sepekan setelah lebaran Idul Fitri. Lomban kupatan ini merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat dan keberkahan dari Tuhan. Tradisi lomban kupatan Tayu ini, dipercaya sudah ada sejak zaman kolonial, sekitar 1943. Ketika itu, pemerintahan dipimpin oleh Wedana, yaitu seorang kepala pemerintahan yang membawahi beberapa wilayah setingkat kecamatan saat ini. Wedana selalu menaiki perahu bersama anak buahnya untuk merayakan lebaran atau sekarang lazim disebut dengan halal bihalal. Hal itu juga sebagai salah satu cara bagi Wedana untuk menghibur anak buahnya. Kegiatan ini kemudian secara terus menerus dilakukan setiap tahunnya seusai Lebaran Idul Fitri hingga sekarang.

Kegiatan ini ada juga kegiatan hiburan yang disaksikan oleh masyarakat yaitu, marching band, barongan, karnaval, ogoh-ogoh dan larung sesaji. Tradisi yang utama yaitu larung sesaji yang merupakan sesaji yang dilarung ke muara Sungai Tayu diantaranya kepala kerbau, kepala kambing, dan ayam putih mulus. Sebelumnya sesaji itu didoakan di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) dan kemudian sesaji tersebut dilarung ke muara Sungai Tayu, Pati.

Masyarakat biasanya naik perahu untuk membawa miniatur perahu yang berisi kepala kerbau dan sesajen menuju muara sungai untuk dilarung. tidak hanya ada marching band, barongan, karnaval, ogoh-ogoh dan larung sesaji, tetapi disetiap tahunnya di alun-alun Tayu juga dipenuhi oleh pedagang, mulai dari pedagang makanan, pakaian, dan juga hiburan pasar malam. Para pedagang mulai bejualan pada pertengahan bulan Ramadhan dan buka di sore sampai malam hari, tapi ketika lomban kupatan Tayu para pedagang mulai buka dari pagi sampai malam hari. Masyarakat desa setempat sangat antusias dengan kegiatan ini setiap tahunnya, tidak hanya masyarakat setempat saja, namun banyak masyarakat dari luar daerah yang berbondong-bondong untuk menghadiri kegiatan tahunan tersebut bahkan menanti-nanti setiap tahunnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline