Lihat ke Halaman Asli

Ananda Suci Munggaran

Marketing, Tourism, Travel, Aviation

Ini Kata Akademisi Inggris soal Strategi Pemulihan Industri Penerbangan Pasca Covid-19

Diperbarui: 30 Agustus 2020   09:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Sebagai negara dengan industri penerbangan terbesar ketiga di dunia, Inggris tidak tinggal diam dalam menanggapi dampak pandemi Covid-19 terhadap dunia penerbangan. Langkah ini diambil oleh beberapa akademisi universitas ternama di Inggris yang bekerja sama dengan salah satu universitas di Spanyol.

Digawangi oleh seorang doktor di bidang Manajemen Transportasi Udara dari Cranfield University, Pere Suau-Sanchez, serta dua orang tim akademisi yang berasal dari The University of Edinburgh Business School dan Universitat Oberta de Catalunya, Spanyol, sebuah riset berjudul An early assessment of the impact of Covid-19 on air transport: Just another crisis or the end of aviation as we know it? banyak memberikan kita insight baru mengenai pemulihan industri penerbangan dunia.

Riset ini dilakukan dengan mengumpulkan berbagai sumber data, yakni data statistik penerbangan dari OAG (Official Airline Guide), CLIVE data services, serta interview yang dilakukan kepada 16 orang eksekutif industri aviasi yang meliputi maskapai penerbangan, bandara, investor bandara, konsultan penerbangan, dan asosiasi perjalanan wisata.

Hasil dari riset ini dapat memberikan gambaran yang cukup bermanfaat bagi pelaku industri penerbangan di seluruh dunia. Ternyata, untuk maskapai sendiri, full service networks carriers (FSNC) atau yang familiar kita ketahui sebagai maskapai full service, akan mengalami pemulihan cukup lama dan akan menekan biaya operasionalnya dengan mengandalkan pesawat narrow body atau pesawat ukuran kecil, termasuk untuk perjalanan jarak jauh (long haul).

Sementara, maskapai low cost carrier atau LCC akan berfokus ke pasar yang lebih besar, dengan strategi untuk lebih mengutamakan operasional penerbangan di bandara-bandara besar dengan trafik yang tinggi.

Untuk sektor bandara, sangat disayangkan bahwa bandara-bandara kecil yang trafiknya masih rendah (200-500 ribu penumpang pertahun) harus rela menjadi big losers, karena maskapai hanya fokus untuk membuka penerbangan di bandara dengan trafik lebih tinggi. Medium-size airport atau bandara dengan 10-20 juta penumpang pertahun masih tetap mengalami kompetisi dari bandara yang lain. Sementara, bandara major-hub airport yang memiliki trafik di atas 20 juta penumpang pertahun tetap menjadi strongest survivor.

Berdasarkan hasil studi ini, cara recovery tercepat bagi maskapai maupun bandara di sebuah negara ada regulasi slot penerbangan oleh pemerintah.

Tidak hanya itu, riset ini juga menemukan perilaku penumpang di masa pandemi dan pasca-pandemi. Penumpang dengan tujuan bisnis atau perjalanan dinas akan mengalami pemulihan paling lambat, dikarenakan teknologi cloud video conferencing yang saat ini semakin diandalkan dan diprediksi akan menggantikan perjalanan bisnis.

Sementara, penumpang dengan tujuan wisata akan mengalami pemulihan paling cepat. Namun, tujuan wisata tentunya didasarkan pada beberapa pertimbangan, yakni resiko kesehatan, kurangnya promosi oleh otoritas pariwisata setempat, dan pendapatan yang rendah akibat banyak terjadinya PHK.

Bisnis kargo merupakan bisnis yang dinilai cukup menjanjikan dalam masa pemulihan pandemi Covid-19 ini, karena meningkatnya minat masyarakat terhadap transaksi melalui e-commerce. Namun, tantangan dari penerbangan kargo adalah biaya operasional yang semakin meningkat yang perlu dipikirkan oleh pihak maskapai maupun bandara.

Dari hasil penelitian ini, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa regulasi maupun deregulasi slot penerbangan perlu dilakukan oleh pemerintah. Namun, perlu diperhatikan bahwa regulasi maupun deregulasi ini harus memberikan dampak yang merata bagi seluruh industri penerbangan di dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline