Lihat ke Halaman Asli

Ananda Putri Fauziah

Mahasiswi Pendidikan Sosiologi UNJ

Pandemi Covid-19 sebagai Pemersatu Bangsa: Bantuan Sosial Lintas Iman JIC

Diperbarui: 3 November 2021   02:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi Covid-19 sudah berlangsung hampir dua tahun lamanya, masih banyaknya kasus Covid-19 membuat kita masih menerka-nerka kapankah Pandemi ini akan berakhir. Masih segar diingitan kita semua bagaimana Covid-19 atau Virus Corona ini tiba-tiba menjadi wabah yang menyerang hampir seluruh Negara di dunia, terdeteksi bahwa awal kmunculan Virus Corona ini bermula dari Wuhan, Cina yang akhirnya menyebar dengan cepat. 

Penyebaran Virus Corona yang cepat tidak lepas dari bagaimana cara penularan virus ini, berdasarka penelitian Virus Corona dapat menular dari percikan air liur dari individu yang terjangkit Covid-19, gejala yang hampir sama dengan flu biasa membuat diawal kemunculan Covid-19 ini sulit terdeteksi jika tidak melalui tes lab, karena hal ini bagi individu yang tidak sadar bahwa ia terjangkit Covid-19 sangat berisiko tinggi untuk menularkan ke orang lain kerana tidak adanya mawas diri. 

Seiring berjalannya waktu peneliti akhirnya dapat mengetahui gejala umum dari Covid-19 sehingga bagi mereka yang memiliki gejala ini untuk disegarakan ke rumah sakit untuk tindakan lebih lanjut. Upaya lainnya datang dari pemerintah terutama di Indonesia yang pada akhirnya mengelurakan kebijakan-kebijakan baru untuk memutus rantai penularan Covid-19, seperti lockdown bagi daerah zona merah, PSBB dan PPKM.

Dampak yang ditimbulkan dari Covid-19 yaitu hampir seluruh kegiatan terhenti sejenak, masyarakat dan pemerintah masih memproses tentang apa yang terjadi saat itu. Berbagai sektor sedikit banyaknya mengalami dampak dari pandemi Covid-19 sebagai contoh dari bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi, dampak ini tentu saja menimbulkan kerugian yang cukup fatal karena berbagai macam kegiatan terpaksa dihentikan sejalan dengan diberlakukannya kebijakan pemerintah. 

Dampak yang dirasakan pada bidang kesehatan adalah karena banyak pasien Covid-19 yang tidak dapat dikendalikan lagi membuat banyak rumah sakit cukup kewalahan dan banyak kamar yang terisi penuh serta kurangnya tenaga medis, dari bidang pendidikan karena dilaranggnya berkumpul dalam jumlah besar para siswa dari tingkat TK – Universitas menjalankan pembelajaran dari rumah yang menyebabkan penyesuaian baru bagi pengajar dan pelajar karena selama ini pendidikan dijalankan secara luring dan saat ini terpaksa dialihkan menjadi daring yang menimbulkan permaslaahn baru, seperti kurang maksimalnya pembelajaran, kendala sinyal, kuota internet untuk pembelajaran dan sebagainya, selanjutnya contoh dari bidang yang mengalami dampak cukup besar adalah bidang ekonomi, hampir seluruh kegiatan ekonomi baik yang bersekala besar maupun kecil mengalami penurunan yang dratis  banyak terjadi PHK massal, penurunan pendapatan dan banyak dari perusahaan  yang pada akhirnya memutuskan untuk gulung tikar karena kurangnya modal dan tidak mampu lagi membayar gaji karyawan, karena permaslaahn ini membuat angka pengangguran di Indonsia semakin tinggi keaadaan ini juga diperparah dengan adanya panic buying yang terjadi saat awal Covid-19 ini muncul yang menimbulkan kelangkaan beberapa barang yang dianggap penting saat Covid-19 seperti masker medis, handsanitizer, sabun cuci tangan, tisu toilet, bahan pangan, dan sebagainya.

Adanya kelangkaan dari berbagai jenis barang membuat mereka yang bepenghasilan rendah sulit untuk mendapatkannya, tidak hanya karena kelangkaan barang tersebut namun karena adanya oknum nakal yang memvuat beberapa barang mengalami kenaikan harga yang cukup fantastis seperti pada awal munculnya Covid-19 masker medis dan handsantizer mengalami kelangkaan walaupun ada harganya lebih mahal berkali-kali lipat dibandingakan dengan sebelum Pandemi, selanjutnya adanya panic buying yang membuat orang-orang membeli barang dalam jumlah besar yang berdampak pada kelangkaan barang tesebut, karena adanya kebijakan pemerintah yaitu PSBB membuat banyak orang untuk membeli banyak bahan pangan seperti sembako dalam jumlah banyak untuk mencukupi kebutuhan dirinya dan kelurganya. 

Bagi mereka yang memiliki pendapatan yang rendah hal ini mempersulit mereka untuk mendapatkan kebutuhan dengan harga normal bahkan lebih murah yang memicu mereka untuk terlibat hutang piutang yang pada akhirnya menimbulkan masalah baru.

Sulitnya pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang dirasakan oleh masyarakat dengan berpenghasilan rendah menjadi problematika tersendiri yang harus segera ditangani, oleh sebab itu pemerintah memberikan bantuan sosial kepada keluaraga yang tidak mampu dan terdampak Covid-19, bantuan sosial ini berupa kebutuhan pokok seperti sembako, bantuan sosial beras sejahtera (Rasta) bahkan uang tunai sebagai modal awal mereka untuk memulai usaha baru atau membuka usahanya kembali, hal ini tentu saja sangat membantu masyarakat dengan berpenghasilan rendah untuk menyabung hidupnya pada masa Pandemi seperti ini. namun sayangnya program bantuan pemerintah masih belum dapat dirakasan oleh masyarakat yang terdampak Covid-19 dan berpenghasilan rendah, masih ada saja masyarakat yang belum merasakan bantuan sosial baik itu berupa sembako maupun uang tunai, berbagai kendala membuat mereka tidak dapat mersakannya. 

Oleh sebab itu berbagai organisasi masyarakat secara bahu mambahu membantu pemerintah untuk memberikan bantuan sosial bagi masyarakat yang kurang mampu dan terdampak Covid-19, dari awal pandemi sampai saat ini tidak ada hentinya para organisasi-organisasi ini membantu masyarakat luas dan yang belum mendapat bantuan pemerintah. Organisasi yang turut andil dalam membantu menyalurkan bantuan sosial ini sangat beragam mulai dari organisasi masyarakat, organisasi kegamaan, perusahaan-perusahaan atau yayasan dan organisasi lainnya. Salah satunya adalah Jaringan Lintas Iman Tanggap Covid-19 (JIC) yang merupakan hasil dari kolaborasi antarlintas kepercayaan atau agama untuk memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang terdampak.

Solusi yang ditawarkan oleh JIC

            Gerakan yang dilakukan oleh JIC sendri merupakan hasil kolaborasi dari berbagai lintas agama yang sama-sama memiliki tujuan yang sama yaitu membantu pemerintah dalam penanganan kasus Covid-19. Organisasi yang ikut terlibat dalam gerakan JIC ini antara lain organisasi islam, Kristen, hindu, budha, katolik, konghucu, pemuda Muhammadiyah, NU Peduli, GP. Ansor, Pesekutuan Gereja-gereja di Indonesia Komisi HAK KWI. BAKKAT, JKMC, MATAKIN dan sebagainya. Dalam pelaksanaanya JIC melakukan pengalangan dana dari berbagai macam pihak yang ingin membantu masyarakat yang terdampak Covid-19. Solusi atau program-progaram yang dilakukan oleh JIC adalah dengan menjalin kerjasama dengan pengusaha peduli untuk menghidupakan kembali UMKM, selain menjalan kerjasama untuk menghidupkan kembali UMKM, JIC juga melakukan penggalangan dana dan menyalurkan bantuan tersebut yang senilai Rp 1,5 miliyar kepada 5.000 lebih masyarakat yang kurang mampu dan terdampak Covid19 di berbagai kota seperti DKI Jakarta, Banten dan Jawa, bantuan ini telah diberikan selama periode April-Mei 2020.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline