Lihat ke Halaman Asli

Pandangan Seorang Planner untuk Pertanian di Masa Depan

Diperbarui: 28 Desember 2020   05:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sektor pertanian masa depan merupakan pertanian yang melibatkan dan berkolaborasi dengan bidang yang lain untuk mendukung keberlangsungan pertanian. Maka dari itu, pertanian harus meningkatkan dengan cara berinovasi dan berevolusi sehingga kebutuhan manusia masa depan dapatterpenuhi. Saat ini dunia sudah memasuki revolusi industri 4.0. Era ini ditandai dengan automasi penggunaan mesin yang terintegrasi jaringan internet. Digitalisasi juga telah merasuki semua aktivitas, dari sosial, pendidikan, hingga ekonomi. Kecanggihan teknologi membuat semua sektor berevolusi menjadi cepat dan presisi. Sektor pertanian juga turut dipacu untuk mengadopsi revolusi teknologi tersebut.

Terdapat beberapa kendala penyebab belum berhasilnya revolusi industri 4.0 saat ini di Indonesia adalah Sumberdaya Manusia (SDM), Kondisi lahan pertanian, serta sosial budaya masyarakat. Sedangkan, untuk pertanian pada  5.0 ini merupakan pertanian pintar (smart farming) yang menggabungkan kecerdasan manusia dengan teknologi. Society 5.0 ini petani diajak untuk berpikir secara inovatif dan kritis karena society 5.0 menawarkan masyarakat yang berpusat pada manusia yang membuat seimbang antara kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial.

Pembangunan Pertanian semakin berkembang menuju pertanian modern seiring dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang teknologi komunikasi yang sangat cepat. Pertanian sangatlah penting sebagai meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan Nasional. Ciri-ciri majunya pertanian adalah dapat meningkatan daya saing. Agar menghasilkan produk yang berstandar pasar global memerlukan kualitas bibit, lahan, serta perawatan yang berkualitas. untuk mewujudkan hal tersebut memerlukan solusi yang terbaik.

Sektor pertanian mempunyai peran strategis dalam pembangunan ekonomi. Tetapi tantangan masalah terbesar saat ini untuk masa depan pertanian Indonesia yaitu masalah ketersediaan lahan yang menjadi faktor produksi pertanian. Permasalahan konversi lahan subur pertanian dan degradasi lahan yang semakin kuat. Sementara, keberlanjutan lahan subur yang ada tidak terjamin dan pencetakan lahan sawah baru pun relatif kecil. Padahal, ketersediaan lahan dalam usaha pertanian merupakan syarat agar mewujudkan peran sektor pertanian yang berkelanjutan (sustainable agriculture), terutama dalam mewujudkan ketahanan pangan secara nasional.

Tanggapan sebagi seorang perencana (planner) kita dapat dalam mewujudkan pertanian masa depan. Terdapat salah satu strategi untuk menanggapi pertanian di masa depan yaitu  pengembanga Infrastruktur pertanian. Degan cara merencanakan pembangunan sesuai peraturan daerah, sehingga tidak ada lagi alih fungsi lahan. Dengan mengikuti peraturan daerah yang mengenai fungsi lahan, maka dapat membuat pertanian masa depan terwujud. Selain itu merencanakan sebuah  infrastruktur jalan di setiap daerah pertanian merupakan hal yang sangat penting guna meningkatkan kesejahteraan rakyat, sangatlah membantu berkembangnya masyarakat di suatu wilayah, kegiatan perdagangan, bisnis atau usaha di suatu wilayah akan semakin berkembang seiring dengan semakin baiknya ketersediaan infrastruktur jalan yang merupakan akses ke wilayah tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline