Lihat ke Halaman Asli

Degradasi Moral Remaja yang semakin Mengkhawatirkan di Era Digital

Diperbarui: 23 Mei 2023   22:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dewasa kini, perkembangan teknologi semakin pesat akibat dari adanya globalisasi. Perkembangan teknologi memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses beragam informasi yang diinginkan. Hal tersebut tentunya sangat membantu masyarakat dalam menggali informasi mengenai suatu hal, namun tak jarang juga kemudahan dalam mengakses informasi justru membawa dampak negatif yang dapat menjerumuskan ke dalam perilaku-perilaku yang tidak baik dan mengarah pada gejala degradasi moral.

Lalu, apa degradasi moral itu? Degradasi moral merupakan penurunan budi pekerti seseorang dalam berbagai aspek. Sejatinya degradasi moral dapat terjadi pada seluruh kalangan namun yang paling rentan mengalaminya adalah remaja. Kemudahan dalam mengakses informasi ditambah rasa keingintahuan yang tinggi pada usia remaja mengakibatkan para remaja bisa saja mengakses informasi atau konten yang tidak sesuai dengan usianya dan juga tidak sesuai dengan budaya Indonesia dan nilai-nilai pancasila, misalnya saja perilaku yang mengarah pada budaya barat, konten kekerasan, narkoba, pornografi, dan sebagainya.  Kebebasan tersebut berimbas pada timbulnya kasus-kasus degradasi moral di kalangan remaja, seperti tawuran, kekerasan atau bullying sesama teman, konsumerisme, hingga penggunaan narkoba.

Berdasarkan data KPAI pada tahun 2018 kasus narkoba pada anak terus mengalami peningkatan. Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), dari 87 juta anak di Indonesia, sebanyak 5,9 juta anak kecanduan narkoba. Dan yang lebih memprihatinkannya lagi sebesar 24 persen pengguna narkoba berstatus sebagai pelajar. Belum lama ini, masyarakat juga dihebohkan dengan kasus kekerasan yang dilakukan oleh putra dari eks pejabat Ditjen Pajak Jakarta Selatan kepada putra dari slaah stau pengurus GP Ansor Jakarta Selatan yang dipicu oleh motif asmara. Tak hanya itu, akhir-akhir ini juga marak terjadi kasus tawuran antar pelajar dan geng motor yang ugal-ugalan yang mengancam keselamatan warga sekitar.

Memang sangatlah memprihatinkan apabila para remaja, sang generasi penerus bangsa malah terjerumus kedalam hal-hal yang mengarah pada degradasi moral. Para remaja seharusnya menjadi  penentu bagaimana Nasib negara Indonesia kedepannya. Berkaca dari ramainya kasus degradasi moral remaja yang tengah terjadi di Indonesia, hal tersebut sudah sepatutnya mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak untuk mengatasinya. Salah satunya adalah orang tua dan kelurga. Dalam keluargalah anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya. Sangat penting bagi orang tua untuk menanamkan pendidikan moral sejak dini. Meskipun anak juga mendapatkan pendidikan moral di sekolah, namun orang tua juga tidak bisa sepenuhnya memasrahkan pendidikan moral anak pada sekolah. Pendidikan moral sejak dini sangat penting supaya nantinya ketika anak tumbuh dan berkembang menjadi remaja dimana saatnya ia mencari jati dirinya dan memiliki rasa keingintahuan tinggi, anak akan tahu batasan mengenai hal-hal negative yang tidak boleh ia lakukan. Delain itu di era yang serba cangggih ini, orang tua juga perlu mengawasi konten apa saja yang diakses oleh sang anak di media sosial. Orangtua harus menegaskan pada anak bahwa harus bijak dalam menggunakan teknologi dan menyaring informasi-informasi yang beredar di internet.

Sebenarnya era digital tidak selalu memberikan dampak negatif. Apabila para remaja bisa lebih bijak dalam menggunakan teknologi digital dan orang tua atau keluarga sebagai orang yang paling dekat dengan anak mendidik dan  mengawasi anak dengan baik, maka hal-hal negatif yang ditimbulkan di era digital ini seperti degradasi moral remaja bisa teratasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline