Lihat ke Halaman Asli

Anan Alkarawangi

Jurnalis Warga

Koramil 0815/12 Ngoro bersama Disperta Pengubinan Padi dan Panen Raya di Dem Area BTS

Diperbarui: 11 Januari 2019   19:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana Panen Raya Di Dem Area BTS Poktan Perjito Desa Candiharjo - Ngoro

Mojokerto, -  Koramil 0815/12 Ngoro Kodim 0815 Mojokerto mengerahkan lima personelnya untuk melakukan panen raya padi di lahan sawah seluas 50 hektar yang dikelola Kelompok Tani (Poktan) Perjito, Dusun Perjito Desa Candiharjo Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Kamis (10/01/2019).

Panen raya padi Varietas Inpari-32 di lahan Dem Area Budidaya Tanaman Sehat (BTS) Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Mojokerto ini dilakukan Camat Ngoro M. Hidayad, SH., MM., Danramil 0815/12 Ngoro yang diwakili Bati Tuud Serma Dwi Handoko, Koordinator PPL Kecamatan Ngoro Pa'i Haryanto, SP, Kades Candiharjo Narto bersama Disperta Kabupaten Mojokerto, diantaranya Kabid Produksi yang diwakili Kasi Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Suyoto, SP., Koordinator POPT Suwito, SP.

Untuk mengukur keberhasilan atas program Disperta di Dem Area Budidaya Tanaman Sehat (BTS) ini, maka sebelum dilakukan panen raya, diawali dengan pengubinan yang dilakukan Disperta bersama Personel Koramil 0815/12 Ngoro yakni Serma Dwi Handoko, Serma Kasiran, Serma Irwanto, Serda Susanto, Babinsa Candiharjo Serka Suratin, anggota PPL Kecamatan Ngoro, Kepala Dusun Perjito Anang Sujiono, Kapoktan Perjito Budiono beserta anggota dan Sdr. Laken pemilik lahan.

Menurut pantauan Bati Tuud Koramil 0815/12 Serma Dwi Handoko, pada pengubinan dengan luasan kotak ubinan 2,5 meter x 2,5 meter, diketahui jumlah anakan 21, panjang malai 22 Cm, jumlah bulir 198, jumlah rumpun 99, berat ubinan 4,5 Kg, produktivitas 7,2 ton/hektar, varietas INPARI 32, luas 50 ha, harga Gabah Kering Panen (GKP) Rp  4.400,- / Kg dan harga Gabah Kering Giling (GKG) Rp 5.400,- / Kg.

Masih dalam satu rangkaian kegiatan panen raya, saat acara ramah tamah di Balai Dusun Perjito Desa Candiharjo, Camat Ngoro Muhammad Hidayad, SH., MM., menyampaikan ucapan terima kasih kepada Poktan Perjito atas kerjasamanya antara PPL dan Babinsa selaku Pendamping Ketahanan Pangan. Ungkapan terima kasih juga disampaikan Camat kepada Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto atas bantuan yang sudah diberikan kepada Poktan Perjito Desa Candiharjo.

"Tingkatkan kerja sama dengan PPL dan Babinsa serta memanfaatkan secara maksimal bantuan yang sudah diterima dari pemerintah demi meringankan beban petani. Sesuaikan arahan dari Dinas Pertanian supaya hasil panen dapat maksimal sehingga dapat meningkatkan tarap ekonomi  para pertani", pintanya. 

Suasana Pengubinan Di Dem Area BTS Poktan Perjito Desa Candiharjo - Ngoro

Demikian pula dengan Kades Desa Candiharjo, Narto, yang menuturkan, dengan adanya bantuan benih, pupuk dan obat dari Dinas Pertanian, Kelompok Tani Perjito sangat-sangat bersyukur karena dapat meringankan beban Para petani dan hasilnya juga sangat berbeda dengan tahun-tahun yang lalu.

"Tahun lalu tanaman padi diserang hama wereng batang coklat, sekarang aman dari hama wereng. Kendala lainnya saat musim penghujan lahan sawah petani kebanjiran sehingga mengurangi hasil panen para petani. Tahun ini masih ada sedikit kendala yaitu hama tikus namun dapat ditangani dan tidak sampai gagal panen," ungkapnya.

Sementara dari Disperta Kabupaten Mojokerto yakni Kasi Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Suyoto, SP., menghimbau kepada Kelompok Tani Perjito, agar para petani tetap melanjutkan program pemerintah yaitu mengunakan pestisida hayati atau nabati karena lebih ramah lingkungan.  

Ditambahkan oleh Koordinator Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Suwito, SP., agar tanaman padi aman dari hama/penyakit, maka lakukan sitem refugia yaitu menanam jenis bunga-bungaan di pematang sawah seperti bunga kenikir, bunga matahari dan lain-lain. Sedangkan untuk menyelamatkan tanaman padi dari serangan tikus harus mengunakan bantuan burung hantu dengan cara membuat pagupon burung hantu seperti yang dilakukan para petani di wilayah Mojoanyar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline