Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia untuk meningkatkan pengetahuan. Pendidikan dapat ditempuh baik secara formal maupun informal. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan formal tentu erat kaitannya dengan proses pembelajaran yang menuntut interaksi antara pendidik dengan peserta didik. Dalam prosesnya, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dikuasai peserta didik. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang menjadi momok bagi sebagian peserta didik. Padahal jika dipelajari dengan serius dan enjoy, matematika tidaklah sulit. Peserta didik harus menyadari bahwa matematika sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, peserta didik juga harus memiliki motivasi belajar yang mumpuni agar mampu mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga mendapatkan hasil yang baik pula.
Motivasi memiliki peran penting dalam suatu proses pembelajaran. Ketika suatu pembelajaran membutuhkan suatu pemikiran yang semakin rumit dan kompleks, suasana belajar akan menjadi tidak bergairah, sehingga motivasi diperlukan untuk mengaktifkan kembali suasana pembelajaran. Hal ini berlaku pula untuk pembelajaran matematika. Apabila peserta didik memiliki motivasi yang baik tentunya akan mempengaruhi proses pembelajarannya. Namun dalam pembelajaran di kelas, masih terlihat sebagian besar peserta didik yang belum memiliki motivasi yang tinggi untuk mempelajari matematika. Hal ini terlihat dari gejala-gejala yang terjadi di kelas seperti:
- Peserta didik hanya diam ketika guru memberikan pertanyaan dan cenderung menunggu jawaban teman yang lain
- Peserta didik malas mencatat kesimpulan pembelajaran
- Peserta didik mengantuk ketika pembelajaran berlangsung
- Hasil penilaian UH siswa masih rendah
- Banyaknya peserta didik yang tidak mengerjakan tugas di rumah
Menurut (Hamidah & Irsan Barus, 2022 : 67) faktor yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik adalah 1. faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik yaitu kondisi jasmani dan rohani, kemampuan peserta didik, dan perhatian. 2. faktor eksternal yaitu faktor yang bersumber dari luar diri peserta didik seperti upaya guru membelajarkan peserta didik, fasilitas belajar dan kondisi lingkungan di sekitar peserta didik.
Berdasarkan pendapat di atas, maka pendidik (guru) memiliki peran penting dalam upaya meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan pendidik adalah dengan menerapkan model pembelajaran inovatif dalam membelajarkan suatu materi kepada peserta didik. Model pembelajaran yang sebaiknya diterapkan untuk meningkatkan motivasi peserta didik adalah yang menuntut peserta didik ikut terlibat aktif dalam pembelajaran, salah satunya adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang berbasis pada masalah kontekstual. Dengan adanya upaya pendidik dalam mengaitkan permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari dengan pembelajaran matematika akan membuat peserta didik merasakan kebermanfaatan dari belajar matematika itu sendiri dan peserta didik akan memperoleh pengetahuan baru yang lebih nyata, sehingga peserta didik akan lebih termotivasi dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.
Fase-fase dalam model PBL adalah sebagai berikut:
- Mengorientasikan peserta didik terhadap masalah.
Pada tahap ini pendidik memberikan motivasi kepada peserta didik, menyampaikan manfaat mempelajari topik matematika dan memberikan masalah kepada peserta didik. Masalah yang diberikan adalah masalah kontekstual. Lalu pendidik bersama dengan peserta didik menyelidiki masalah yang ada. Memikirkan apa langkah yang harus dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut - Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.
Peserta didik membuat kesepakatan dengan peserta didik langkah apa yang akan dilakukan selama pembelajaran untuk menyelesaikan masalah. Lalu pendidik membentuk peserta didik dalam kelompok. Peserta didik duduk dalam kelompoknya. - Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
Pada tahap ini pendidik memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didik baik secara individu maupun kelompok dalam menyelesaikan masalah. Peran peserta didik pada tahap ini melakukan kerjasama dalam kelompok. Dengan adanya bimbingan dari pendidik, maka peserta didik akan merasa diperhatikan dan akan membuat mereka termotivasi untuk belajar. - Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Pada tahap ini pendidik memfasilitasi peserta didik untuk menampilkan hasil diskusi dalam kelompoknya. Peserta didik menyepakati dalam kelompok siapa yang akan menyampaikan hasil diskusinya. - Menganalisis dan mengevaluasi
Pada tahap ini peserta didik memberikan tanggapan terhadap apa yang disampaikan kelompok penyaji. Peran pendidik adalah mengevaluasi dan memberikan penguatan materi kepada peserta didik, serta memberikan apresiasi bagi kelompok yang sudah bersedia menampilkan hasil diskusinya dan apresiasi bagi peserta didik yang menanggapi. Setelah dengan bimbingan pendidik, peserta didik membuat kesimpulan dari pembelajaran yang sudah dilakukan.
Model pembelajaran berbasis masalah (PBL) ini mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja, memotivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok. Selain itu, juga membuat peserta didik menjadi pembelajar yang mandiri dan bebas; serta pemecahan masalah kontekstual dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang meraka lakukan, juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil belajar maupun proses belajar.
(sumber artikel: Hamidah, N., & Irsan Barus, M. (2022). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri 093 Mandailing Natal. Jurnal Literasiologi, 7(3). https://doi.org/10.47783/literasiologi.v7i3.316)