Lihat ke Halaman Asli

Sejatinya Makan sebagai Kebutuhan

Diperbarui: 24 Juni 2018   18:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Mungkin kebanyakan dari kita tau ataupun pernah mendengar slogan "makan ketika lapar dan berhenti makan sebelum kenyang " bahkan ini tbebbblah menjadi pengetahuan hampi setiap orang yang memeluk agama isalam, karena pengetahuan tersebut ialah ilmu dari Rasulullah. Karena selama ini pemahaman nilai budaya kita cenderung memuaskan perut. Seperti kita ketahui para koruptor  sebut saja mereka telah diperbudak oleh perut, karena mengorbankan kepentingan negara dan rakyatnya demi kepentingannya pribadi.

Padahal jika kita sadari kebutuhan perut amat sangat sederhana. Karena perut hanya sekedar alat penampung yang diperlukan untuk memelihara kesehatan serta memeberi energi bagi si pemilik tubuh. Perlu kita sadari pula bahwasanya perut tidak mempersoalkan ataupun menuntut kita untuk memilih nasi pecel atau nasi uduk, makanan tradisional ataupun moderen, makanan indonesia atau korea. Bahkan perut tidak pernah menolak jika diberi makanan dengan harga seribu, tetapi lidah yang menuntut kita agar mengeluarkan sepuluh ribu bahkan seratus ribu.

Tidak cukup 4 sehat 5 sempurna karena lidah membutuhkan variasi rasa dengan kemewahan. Tidak cukup hanya di warung angkringan terkadang ia menuntut untuk pergi ke restaurant. Apalagi kini manusia semakin kreatif seiring berkembangnya zaman makanan sering kali dibuat sedemikian unik sehingga sangat memikat dan menggiurkan dibuatnya.

Kecenderungan hal tersebut kini makan tidak lagi dikatakan sebagai makan, hakikatnya makan kini tidak lagi dengan konteks untuk perut ataupun sumber energi bagi kesehatan tubuh. Padahal hakikatnya perut hanya bertumpu pada ilmu Rasulullah yaitu "makan ketika lapar dan berhenti makan sebelum kenyang" cukup sampai sini saja. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline