Lihat ke Halaman Asli

Misbahul Anam

Guru swasta, belajar selamanya

Salute to TEREKOMENDASI

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jum'at 24 Februari 2012 jam 22.38 tulisan terekomendasi ini sudah tembus 1987 pembaca  dikomen 121 orang dan 5 dari 13 Kompasianer menilai inspiratif, mengalahkan tulisan sebelumnya yang HL | 22 February 2012 | 21:24. Kalau boleh saya katakan "luar biasa". Kenapa? Karena dalam jangka waktu hanya 24 jam sudah dibaca 1987 kali dan dikomen 121 kali, sebuah rekor tersendiri. Topik yang sederhana akan tetapi menyentuh relung kehidupan nyata saat ini, fakta pergaulan yang nyata di depan mata, membuat semua orang tua harus melek dan membelalakkan matanya lebar-lebar pada kenyataan yang mengerikan. Dari berbagai komentar yang ditulis, hampir semuanya sepakat bahwa harus ada sebuah kesadaran orang tua dan penyadaran terhadap anak, di samping yang utama adalah pegangan agama yang terus dipeluk erat-erat. Tanpa ketiga hal di atas "nonsense" kita bisa memperbaiki/menyelamatkan generasi muda kita dari dekadensi moral dan ambruknya akhlak. Coba tengok ending tulisannya:

Seorang ibu menasihati putranya yang berpamitan mencari ilmu di kota yang sangat jauh dengan jarak beratus-ratus kilo meter dari rumahnya, nasihatnya begini:
Anakku, ibu selalu berdo’a untuk keselamatanmu, kesuksesanmu. Tepati janji, teguhkan niatmu hanya untuk tholabul ilmi, jangan berpikir macam-macam Jadilah manusia beradab dan bertanggung jawab pada hak-hak Tuhanmu, dirimu dan orang di sekitarmu.
Anakku, jangan sekali-kali kau menambah beban dosa Ibu dan Bapakmu, orang tua yang sangat mengasihimu. Bergaullah seluas-luasnya agar kamu bisa belajar darinya. Jangan tambatkan hatimu pada siapaun sebelum kamu yakin itu yang terbaik, dan segeralah kabari ibu jika kau sudah siap. Jangan mengadakan perjanjian yang mengikat dan memasung kebebasan waktumu bercumbu pada sang Kholiq. Ibu akan mengantarkanmu bersimpuh ke haribaan-Nya untuk meminta restu kehalalan. Hilangkan pandangan bahwa menikah menjadi penghambat bagi cita-citamu. Karena Allah menyertaimu dengan kasih sayangnya. Menjaga keharmonisan rumah tanggamu dengan berbagai keindahan, menjaga pandangan matamu dari tipu daya syetan dan mencukupkan rejekimu untuk mencapai kesuksesan. Karena kasih sayangmu terikat dengan simpul pita yang sangat indah , yaitu pernikahan.
Tulisan ini aku dedikasikan untuk semua permata hatiku, anak-anakku tercinta sebagai wujud kasih sayangku yang tak pernah padam. Semoga kalian membacanya.

Sungguh sangat menyentuh dan menjadi renungan sekaligus patut dilanggengkan pesan moral ini kepada anak-anak kita. Coretan ini adalah sebagai apresiasi dan dukungan moral sepenuh hati, bahwa tulisan bermutu dan berbobot, layak menjadi rekomendasi semua pihak yang mengharapkan Indonesia ke depan dipenuhi anak-anak cerdas yang berbudi luhur, bukan generasi sampah yang menambah ambruknya negeri ini. Salam sukses

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline