Lihat ke Halaman Asli

Deskripsi Suara Hati

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

SERULING sepi yang tak lagi terdengar lirih

rintih bahasa jiwa dari kesendirian waktu

terkulai tak berdaya pada pangkuan peri kecil

seperti bayi yang tertidur pulas ditimang kasih

bermimpi dan mencari keindahan tak bersuara

berdansa dalam ruang sunyi tak terjamah raga

Duhai sang penakluk cahaya mata dan kalbu

betapa pesonamu abadi dalam rindu dan cintaku

kaulah bintang terang diantara gemerlap lainnya

betapa aku tak bisa hapus kemuliaan namamu

pesona rupawanmu makin membius dalam damba

kaulah permata hati yang takkan pernah terganti

Apakah kau dengar bisik lirih suara sukmaku

memahat kasidah liris suara pilu perasaanku

dari palung terdalam yang tak tuntas tertuang?

Sekarang duduklah di sini bersama rinduku

dekaplah segala luap rasaku yang menggebu

agar ia tak bergolak bagai ombak menerjang

redam rasaku dengan sentuh lembut kasihmu

biarkan mimpiku tertidur dalam pengkuanmu

sebab inilah permintaan terdalam lubuk hatiku

yang dicekam akut kepedihan atas perpisahan

Sungguh bila itu terjadi, tak bisa kubayangkan

bagaimana jiwaku menahan segala rasa

yang lahir dan menghujam diri ini tiap waktu

Yogyakarta, 17 Juli 2011




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline