Lihat ke Halaman Asli

Restu Langit

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

BILA kata-kata adalah restu langit

pastilah semesta akan menyimak hikmat

tiap apa yang telah dituturkan sang Waktu

atas apa yang tersurat atau tersirat di dalamnya

Barangkali tak harus kata-kata atau isyarat

dari segala peristiwa yang lahir pada jagad raya

sebab apa yang terjadi adalah kehendak Semesta

bagi kehidupan yang terus silih berganti

Tentunya segala memiliki bahasa

sebagai ungkapan isyarat hati bagi tiap rasa

bahkan atas kehendak akal dan jiwa

segala berjalan seirama dengan satu seruan

Apa yang hidup dan telah mati pasti kembali

dan bernaung atas restu langit Yang Maha Luas

Madah surgawi terus bersahutan tiap waktu

menyeru jiwa menuju keindahan Semesta

hingga jaman menutup kedua matanya

dan jagad raya terus melaju diantara gulir waktu

Petuah-petuah bijak mengasup jiwa

memecah pekat di kegelapan hati

menghantar cahaya dari Surga

dan segala merujuk pada restu langit

Yogyakarta, 14 Juni 2011




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline