Lihat ke Halaman Asli

Ana Maulida Sabila

Mahasiswi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang

Menilik Kembali Pendidikan Islam Periode Pertengahan (Dinasti Utsmani, Dinasti Safawi dan Dinasti Mughal)

Diperbarui: 11 November 2022   03:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dinasti Utsmani di Turki (Sumber: Google)

Sejarah mencatat Islam pernah menorehkan puncak keemasannya di masa lalu. Menjadi kiblat peradaban sekaligus pusat pengembangan ilmu dan kebudayaan. Pendidikan Islam sesungguhnya telah tumbuh sesuai dengan perkembangan agama Islam itu sendiri. Menurut Harun Nasution, periodesasi sejarah dibagi menjadi tiga, yaitu: periode klasik (650-1250M), periode pertengahan (1250-1800M) dan periode modern (1800 dan seterusnya).

Periode pertengahan diawali dengan keruntuhan daulah Abbasiyah akibat serangan tantara Mongol. Disusul dengan Timur Lenk yang berhasil menghancurkan pusat-pusat kekuasaan Islam lainnya. Fase pertama periode pertengahan adalah fase kemunduran dimana desentralisasi dan disintegrasi meningkat. Munculnya diferensiasi Sunni dan Syi'ah. 

Arab dan Persia yang saling besebrangan. Dunia Islam terbagi menjadi dua. Pada fase ini berkembang pemahaman bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Tarekat menyebarkan pengaruh negatif. Ilmu pengetahuan tidak lagi dijunjung dan tidak mendapat perhatian. Fase kedua adalah munculnya tiga kerajaan besar. Dinasti  Utsmani di Turki (1300-1922), Dinasti Safawi di Persia (1501-1732) dan Dinasti Mughal di India (1526-1857).

Pendidikan Islam Masa Dinasti Utsmani (1300-1922 M)

Pendiri kerajaan Utsmani adalah Osman, putra Ertughul. Kerajaan ini telah berkuasa sejak tahun 1300 - 1922 M. Turki Usmani adalah perpaduan budaya Persia, Bizantium dan Arab. 

Pada masa pemerintahan (Sultan Utsman I, 1300 M - Pra Mahmud II, 1808 M), pendidikan difokuskan pada pelatihan militer. Ulama memiliki otaritas dalam pengambilan fatwa dalam bidang keagamaan. Dalam masa ini pula, sufisme berkembang pesat dan melahirkan banyak zawiyah (tarekat sufi). Akibat konflik internal dan serangan Mongol, masyarakat mengalami frustasi dan memilih berada pada jalan tarekat dan bersikap fatalistik.

Adapun kegiatan yang menonjol pada masa tersebut berkisar pada kesenian, arsitekstur, dan sastra. Hal ini dapat terlihat salah satunya dari alihfungsi gereja "Santa Sophia" menjadi masjid. Disamping megahnya  sarana peribadatan, nampak sarana yang lainya seperti istana, villa, sekolah, asrama, rumah sakit, panti asuhan, penginapan, pusat terekat, dan lain-lain yang berpusat di ibu kota. Istanbul sebagai ibukota kerajaan Turki Usmani, menjadi sebuah negara adidaya pada masa kejayaannya, sebagaimana Konstantinopel pada masa kerajaan Romawi Timur.

Sultan Mahmud  II  (1809 - 1839) dinilai  sebagai penggagas  tonggak  reformasi Utsmani. Maka ia mendirikan dua sekolah pengetahuan umum bagi siswa terbaik sekolah-sekolah tradisional yaitu Maktebi Ma'arif (sekolah pengetahuan umum) dan Maktebi Ulum U-Edebiye (sekolah sastra). 

Meskipun pada masa Turki Utsmani, pendidikan Islam kurang mendapat perhatian yang serius dan juga terhambat kemajuannya, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa pada tiap- tiap masa pasti akan memunculkan tokoh-tokoh atau ulama kenamaan seperti Syaikh Hasan Ibn Ali Ahmad al-Syabi'iy, Syamsuddin Ramali, Ibn Hajar al-Haijsyami, Muhammad Ibn Abdur Razaq Murtadlah al-Husaini al- Zubaidi.

Pendidikan Islam Masa Dinasti Safawi di Persia (1501-1732 M) 

Nama Safawi diambil dari nama depan seorang pemimpin tarekat, yakni Safi al-Din Ishak al-Arabi (1252-1334), karena itulah tarekatnya dikenal dengan Safawiyyah (Afkari, 2020). Deklarator pertama Kerajaan Safawi adalah Syah Ismail I. Pada saat menobatkan dirinya sebagai seorang raja, Ismail I sekaligus memproklamirkan teologi "Syi'ah Itsna Asy'ariyah" (syi'ah dua belas) sebagai ideologi resmi Dinasti Safawiyah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline