Bobotoh merupakan sebutan untuk suporter klub sepak bola Persib Bandung yang berasal dari Jawa Barat. Ini merupakan sebutan untuk seluruh pendukung di stadion, meskipun orang tersebut termasuk dalam organisasi kelompok. Sejak berdiri Persib Bandung, klub sepak bola ini memiliki sejarah panjang.
Klub ini muncul pada era perjuangan kemerdekaan RI Indonesia,diawali dengan kehadiran BIVB (Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond) di Bandung pada tahun 1923 dengan Syamsudin sebagai ketua. Bobotoh sendiri berasal dari bahasa Sunda, dalam kamus bahasa Sunda karya R. Satjadibrata (2011), berarti "orang yang menghidupkan semangat kepada orang yang hendak berkelahi (atau binatang yang hendak diadu), suporter".
Pada awalnya, Bobotoh memiliki makna yang luas karena perkelahian atau persaingan untuk menjadi pemenang tidak hanya terjadi dalam sepak bola, tetapi juga dapat terjadi dalam berbagai hal.
Keterikatan masyarakat Sunda dengan sepak bola diyakini berjalan dengan semakin populernya cabang olahraga sepak bola diantara para pengguna bahasa Sunda atau penduduk Jawa Barat.
Sepak bola di Jawa Barat tidak akan lepas dari Persib Bandung yang lahir dan berkembang di Kota Bandung, Ibu kota provinsi Jawa Barat. Secara turun-temurun, Bobotoh memberikan dukunganya kepada Persib Bandung.
Mereka tersebar tidak hanya di Bandung dan sekitarnya, namun juga hingga Jawa Barat dan banyak tempat lainnya di luar daerah.
Berdasarkan hasil wawancara dari salah satu suporter Persib Bandung, Rendi Andrian, bawasannya ia mengatakan bahwa sebagian besar dari mereka yang menjadi bagian dari Bobotoh karena panggilan hati.
Beberapa dari mereka mengatakan bahwa mendukung Persib Bandung merupakan budaya turun-temurun, dimana faktor lingkungan juga memberi pengaruh. Bobotoh sendiri memiliki perilaku BIRFing (Basking In Spite of Reflected Failure) dan CORSing (Cutting Off Reflected Success).
Dalam hal ini, meskipun Persib Bandung mengalami kegagalan dalam pertandingan, Bobotoh sebagai suporter akan terus mendukung dan memberi semangat. Mereka akan tetap bersenang-senang, menjalin persahabatan dan kesetiaan terhadap Persib Bandung.
Melalui perilaku BIRFing, Bobotoh mengelola citra diri mereka melalui karakter positif lain sesama Bobotoh. Kegagalan Persib Bandung membuat Bobotoh menyoroti aspek positif lainnya untuk dapat mengelola citra mereka agar terhindar dari perkataan bahwa mereka menjadi suporter hanya disaat kemenangan Persib Bandung saja.
Pola perilaku ini dapat dianggap sebagai perilaku loyalis, dimana Bobotoh tetap setia terhadap Persib Bandung terlepas dari kegagalan yang dialami.