Lihat ke Halaman Asli

Mupi Anisah

Lafdzan Ma'nanan wa Amalan

Anak dan Tempramennya

Diperbarui: 14 Desember 2022   15:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang terlintas dibenak Anda ketika mendengar kata temperamen ? Tak sedikit orang yang melabelli temperamen dengan hal -- hal yang negatif atau bahkan sebuah penyimpangan. Lalu apasih temperamen itu sendiri ? dan apakah benar temperamen seorang anak mempengaruhi perilaku  nya ?

Sejak lahir seorang bayi dapat memperlihatkan berbagai aktivitas individual yang berbeda -- beda. Misalnya beberapa bayi ada yang sangat aktif menggerakkan tangan, kaki dan mulut nya tanpa berhenti -- henti. Namun juga terdapat seorang bayi yang tenang dan hanya diam saja dan ada beberapa bayi yang merespon dengan hangat kepada orang lain di sekitar nya. Menurut Desmita dalam buku psikologi perkembangan menjelaskan bahwa gaya perilaku tersebutlah merupakan perangai atau temperamen seorang anak terutama pada masa bayi.

Dari sini dapat kita tarik kesimpulan bahwa,seorang bayi saja telah memiliki temperamen sejak lahir. Lalu, bagaimana dengan temperamen pada anak usia dini. apakah tetap masih sama dengan temperamen yang dimiliki ketika bayi ? Pastinya tidak... namun perilaku atau temperamen ini relatif stabil dan menetap dari waktu ke waktu. Interaksi pembawaan, kematangan emosi dan pengalamanlah yang mempengaruhi kestabilan temperamen ini.

Pengalaman anak pada masa usia dini salah satunya adalah temperamen. Temperamen sendiri merupakan sebuah gaya perilaku dan cara merespon yang khas dari individu. Temperamen lebih mengarah pada pembawaan dan sangat dipengaruhi oleh banyak hal atau tergantung kepada konstitusi tubuh. Pernyataan ini didukung oleh allport yang menyatakan bahwa " temperamen merupakan karakteristik dari sifat emosi individu, termasuk cara merespon individu terhadap rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatannya dalam bereaksi, kualitas kekuatan suasana hati serta fluktuasi intensitas suasana hati".

Selain itu temperamen pada anak erat kaitannya dengan pola pengasuhan orang tua terutama ibu sebagai pengasuh utama pada umumnya. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Stoltzfus & Karraker mengungkapkan bahwa kesesuaian antara temperamen anak dengan perilaku orangtua dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal. Seperti yang telah dijelaskan diawal bahwa tingginya interaksi dengan lingkungan dapat mempengaruhi temperamen. Dalam hal ini interaksi yang berkualitas sendiri terdiri dari atensi dan penerimaan yang baik dari orang tua.

Salah satu alat ukur temperamen anak yaitu Emotionality Activity Sociability (EAS) yang diadaptasi dari Bould,Joison,Sterne & Araya menjelaskan bahwa seorang anak memilik 4 dimensi temperamen yaitu :

1. Emosionality menggambarkan kecemasan, ketakutan dan kecenderungan marah.

2. Activity menggambarkan tingkat aktivitas yang disukai dan kecepatan tindakan.

3. Sociability menggambarkan kecenderungan anak untuk memilih berinteraksi dengan siapa dibandingkan menyendiri.

4. Shynees menggambarkan kecenderungan untuk terhambat dalam situasi yang baru.

Ify... ternyata temperamen pada individu memiliki tingkatan masing -- masing. Thomas dan Stella Chess Seorang psikiater anak mengklasifikasikan temperamen menjadi 3 tingkatan, Yaitu Slow to warm up, Easy Temperamen dan difficult Temperamen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline