Semua orang pasti menginginkan rupa yang sempurna dan selalu dipuji banyak manusia. Hal ini bukan semata hanya untuk dipuji, tapi untuk berjuang dapat dihargai, baik dalam obrolan kecil atau bahkan lingkaran pekerjaan.
Tiada yang mau terjebak dalam rasa insecure, semua orang pasti menginginkan dapat bekerja dan berjalan dengan tegak tanpa menundukkan wajah karena tidak percaya diri dengan kekurangan.
Kenyataannya, banyak orang terjebak dalam situasi insecure, akibat di bandingkan, diacuhkan, atauh bahkan diabaikan.
Menurut Abraham Maslow, insecure ini sendiri merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang merasa tidak aman, menganggap dunia sebagai sebuah hutan yang mengancam dan kebanyakan manusia berbahaya dan egois. Insecure ini bentuknya bermacam-macam, mulai dari insecure skill, fisik, bahkan harta kekayaan
Kurangnya apresiasi bekerja dikarenakan rupa yang tak sempurna adalah hal yang dominan dirasakan oleh orang dewasa, khususnya dalam dunia kerja atau bahkan ranah pendidikan.
Mirisnya, wanita atau bahkan pria akan lebih dipandang dan dihargai ketika memiliki rupa yang sempurna, atau biasa orang sebut dengan "goodlooking".
Tidak sedikit orang yang mengalami demotivasi bekerja maupun bersosialisasi dengan masyarakat lainnya, karena menerima perkataan maupun perlakuan yang tidak adil. Sehingga membuat berpikir, "Apakah rupa yang kurang ini mengurangi kinerja atau mengganggu kegiatan orang sekitar?".
Insecure bukanlah hal yang mudah, karena mereka perlu mengumpulkan kembali kepingan kepercayaan dirinya yang sudah pecah dan patah, iya dipecahkan dan dipatahkan oleh perkataan maupun pandangan orang yang tidak memiiki perasaan.
Prosesnya tidak cepat, mereka perlu meditasi untuk menerima kenyataan sulit ini. Mereka harus bisa menerima dirinya yang telah dipatahkan, mereka harus terbiasa dengan kata-kata yang membuatnya tak nyaman.
Jangan mudah menjudge orang insecure itu baperan, tapi mungkin dia sudah mendapat cacian itu berulang-ulang sehingga menimbulkan sebuah ledakan kesedihan.