Beberapa waktu lalu sebuah buku berjudul "Manusia setengah salmon" keluar di toko buku. Pengarangnya Raditya Dika, yang menurut saya adalah idola banyak anak muda terutama di ranah daring. Bicara soal Salmon, saya jadi ingat betapa hebatnya ikan yang satu ini. Kalau laut adalah kota besar dalam dunia ikan, maka sungai mungkin bisa disebut kota pinggiran atau malah desa. Ikan salmon lahir di desa - tempatnya kecil, sederhana, aliran airnya tidak terlalu deras, dan tidak terlalu banyak komunitas di dalamnya. Ikan-ikan jebolan laut biasanya jauh lebih terkenal daripada ikan-ikan di sungai. Maka apa yang ia lakukan supaya bisa dikenal oleh banyak orang? Ia MELAWAN ARUS. Kecil di sungai sebagai yatim piatu, ia belajar memakan makanan pertamanya sendiri - plankton. Ketika ia merasa tubuhnya cukup kuat untuk 'berjuang', ia pun keluar dari tempat persembunyiannya. Ia (dan saudara serta teman-temannya yang bertahan hidup) melanjutkan misi mereka dengan berenang ke muara sungai, menuju lautan luas. Perjalanan ikan salmon tidak lancar seperti jalan tol (bahkan jalan tol saja sekarang suka macet :p). Di lautan, banyak sekali komunitas ikan yang tidak menyukai mereka. Mereka menyebut dirinya sebagai predator. Belum lagi manusia, yang mendengar kabar bahwa khasiat ikan salmon sangat baik untuk kesehatan, juga ikut jadi pemangsa. Sedikit demi sedikit jumlah mereka berkurang, tapi semangat mereka sedikitpun tidak. Bertahun-tahun mereka menikmati kehidupan mereka di laut, mulai menjadi primadona dan mengalahkan komunitas ikan lainnya. Mereka pun tumbuh dewasa dan mulai jatuh cinta. Sampai akhirnya mereka memutuskan untuk menikah dan punya anak. Tapi mereka tidak mau beranank cucu di lautan luas, mereka mau pulang dan menghabiskan sisa hidup mereka di 'rumah'. Ikan salmon akan berkumpul dengan jutaan teman mereka yang juga ingin menikah, untuk melakukan perjalanan pulang ke sungai. Namun perjalanan pulang mereka malah lebih menegangkan daripada perjalanan pergi. Mereka harus melawan arus lagi, dan kali ini benar-benar melawan arus air. Pernah coba berenang di kolam arus, tapi Anda berenang ke arah yang berlawanan? Butuh tenaga lebih untuk maju, kan? Inilah yang harus dihadapi oleh ikan salmon dalam waktu yang cukup lama (biasanya beberapa bulan). Belum lagi, banyak batu karang dan air terjun yang membuat jumlah mereka berkurang sedikit demi sedikit. Banyak yang luka, mati keletihan, dan dimangsa. Mereka yang kuat (karena tidak makan selama perjalanan) yang bertahan dan bisa pulang ke rumah. Lucu ya, setelah bertahun-tahun mereka hidup di laut, mereka bisa pulang ke desa asal mereka masing-masing tanpa nyasar. Sampai di rumah, dengan kondisi tubuh yang sudah tidak sebugar dulu, ikan salmon menggali tanah di dasar sungai untuk membuat sarang. Di sarang itulah ikan salmon betina akan menelurkan ribuan butir telur untuk dibuahi oleh sperma ikan salmon jantan. Ketika sudah selesai, kedua pasangan suami istri ini menutup kembali sarang buatan mereka dengan kerikil. Mereka menghabiskan masa tua mereka di sekitar sarang sampai kehabisan energi dan meninggal. Bangkai mereka dimakan oleh binatang yang hidup di dasar sungai, ada juga yang membusuk dan menjadi pupuk alami. Pupuk alami itu akan dimakan oleh plankton yang nantinya akan menjadi makanan pertama anak-anak mereka setelah menetas. (Dalam dunia ikan, bukan hanya kasih ibu saja yang sepanjang masa, kasih bapak juga :D) Begitulah siklus hidup ikan salmon yang akan terus berulang sampai ke anak cucu mereka. Bisa mengambil pelajaran dari perjalanan hidup ikan salmon? Saya bantu dengan tiga poin utama yang berhasil saya tangkap: Pertama, ikan salmon punya mimpi yang besar. Kehidupan ikan salmon di sungai bisa dibilang baik. Dengan segala kelebihan yang ia miliki (badan yang cantik, kandungan mineral dan omega 3 yang tinggi), tentunya ikan salmon akan menjadi idola di kampung halamannya. Tapi, ia tidak mau cepat puas. Bak anak desa yang mau mencari peruntungan dengan merantau ke kota, ikan salmon juga tidak hanya mau terkenal di kampung halamannya, tapi juga di seluruh dunia (ikan). Inilah yang disebut punya mimpi besar. Semua yang Anda inginkan bisa diraih kok, asalkan Anda benar-benar menginginkannya. Ingat ini: Besarnya mimpimu mempengaruhi besarnya usaha untuk meraihnya. Semakin besar mimpi, semakin besar usaha, semakin besar kemungkinan meraihnya. Kedua, ikan salmon tidak kenal kata menyerah. Jumlah rintangan yang dihadapi oleh ikan salmon demi meraih mimpinya (pergi ke laut lepas) itu lebih dari banyak loh. Di lautan, banyak sekali predator yang selalu lapar setiap hari dan membutuhkan kandungan mineral yang terdapat di tubuh ikan salmon. Kalau tidak pintar-pintar berenang dan keluar dari jebakan, nyawa mereka jadi taruhannya. Tapi ikan salmon gak punya kata "menyerah" di dalam memori otaknya. Ia terus berjuang sampai-sampai namanya menjadi terkenal di dunia ikan maupun dunia manusia. Tahu kan beda harga ikan salmon dengan ikan-ikan lainnya di pasar? Di 'laut', sebagai pendatang baru yang punya mimpi dan potensi besar, tentunya banyak sekali yang akan mencoba menghentikan mimpi kita. Seseorang bisa tidak menyukai kita bukan karena kita tidak baik, tapi mungkin karena kita lebih baik darinya. Ada juga yang meragukan potensi dalam diri kita cuma karena kita berasal dari tempat (punya latar belakang) yang biasa-biasa saja. Jangan pernah menyerah, maka pintu kesuksesan pasti akan terbuka untuk Anda. Ketiga, ikan salmon bukan kacang yang lupa akan kulitnya. Ini adalah karakter ikan salmon yang harus diancungi jempol. Sudah sukses di mancanegara, tapi malah mau pulang ke rumah untuk peristirahatan terakhirnya. Kalau perjalanan pulangnya menyenangkan sih, masih masuk akal. Tapi perjalanan pulang ikan salmon sangat jauh dari kata itu. Begitu banyak rintangan yang harus mereka hadapi untuk pulang ke rumah yang sederhana - no spotlight. Benar juga ya lirik lagu berikut ini, "There is no home like once you've got, 'cause your home belong to you..." Atau ada juga lagu Indonesia yang liriknya begini, "Walaupun banyak negri kujalani. Yang masyhur permai dikata orang. Tetapi kampung dan rumahku. Di sanalah kurasa senang. Tanahku tak kulupakan. Engkau kubanggakan..." Belajarlah dari ikan salmon, jangan jadi kacang yang lupa akan kulitnya. Selalu bersyukur atas apa yang sudah terjadi dalam hidup kita, jangan pernah melupakan orang ataupun tempat yang pernah Anda temui sepanjang perjalanan menuju kesuksesan, terutama yang berjasa. Ketika semua titik sudah terhubung, pada akhirnya Anda akan mengerti mengapa semua itu harus terjadi. Sukses selalu! SUCCESS IS MY DESTINY!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H