Lihat ke Halaman Asli

Sketsa Setan Yang Bisu (Part II)

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hhehe..

Kembali berposting dengan judul yang sama.

Memperingati hari sumpah pemuda, erat kaitannya dengan kebahasaan. Dimana dalam teks sumpah pemuda tertulis "Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia."

Disini saia akan menyinggung tentang bahasa. Bukan tanpa alasan, tapi beginilah kenyataannya.

Sejak jaman orde paling baru, di negeri antah berantah ini terbiasa dengan penyakit latah.

Ditambah, era teknologi berkembang dengan pesat. Darisisi inilah setan-setan merasa dirampas haknya untuk menghasut manusia (jelasnya baca part 1)

Hari itu, setan merenung di pohon rambutan. Dia tak habis pikir mengapa manusia-manusia disekitarnya bisa lebih keji dari setan namun tetap diberi nikmat oleh Tuhan.

Disekitar setan banyak manusia berlalu lalang.

Tapi namanya juga setan,

dia hanya bisa melihat tanpa bisa dilihat.

...Gimana gue gak iri coba...!!! itu orang jalan- jalan maenan bebe, gak dimotor gak jalan kaki, matanya dilayar hp. mana kompak bener lagi...ahh brengsek !!! kalo gue tau bakal begini jadinya manusia, dulu gue gak bakal dah nentang Tuhan...kalok dah begini, siapa coba yang mau nolong gue ke sorga, yang ada neraka noh udah bete kepanasan nungguin gue !!!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline